Peringatan Hari Bahasa Ibu dengan Lagu dan Seni Sunda di Padepokan Mayang Sunda, 21 Februari 2015




Sekilas Sejarah Hari Bahasa Ibu
Setiap 21 Februari dinyatakan sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional oleh UNESCO. Hari Bahasa Ibu Internasional berasal dari pengakuan internasional terhadap Hari Gerakan Bahasa yang dirayakan di Bangladesh.  Pada tahun 1952, saat Banglades masih masuk dalam negara Pakistan dan sering disebut sebagai Pakistan Timur, ditetapkan bahasa Urdu sebagai bahasa negara.  Mahasiswa dari Pakistan Timur (Banglades) berharap agar bahasa ibu mereka yaitu bahasa Bengali juga dijadikan bahasa negara.

Pecahlah demo besar untuk mengusulkan bahasa Bengali sebagai bahasa resmi.  Akhirnya, usul tersebut diterima.  Bahasa Bengali pun menjadi bahasa resmi Pakistan. Pada tahun 1996, warga Banglades mengusulkan ke UNESCO agar tanggal 21 Februari dijadikan Hari Bahasa Ibu Internasional.  Dan baru diterima pada tahun 1999.  Sejak saat itulah, tanggal 21 Februari dijadikan sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional.

Makna penting dari peringatan Hari Bahasa Ibu adalah sebagai upaya ngageuing kembali akan peran dan fungsi bahasa ibu sebagai salah satu akar suku bangsa. Kita yang berdiam di Tatar Sunda, bahasa Sunda-;ah yang menjadi bahasa ibu. Kenyataannya, nasib bahasa Sunda pun kini banyak tantangannya. Untuk itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk selalu mengenalkan bahasa ibu dalam ragam media. Hal itu  baik dari kebiasaan percakapan dengan pengantar bahasa Sunda; pengajaran bahasa Sunda; pengenalan pustaka Sunda; penggunaan bahasa Sunda di dunia maya; hingga pagelaran seni yang mengusung lirik dengan bhasa Sunda.

Pagelaran Sunda dalam Rangka Memperingati Hari Bahasa Ibu

Bagi Anda yang ingin menikmati pagelaran dengan suasana ala Sunda, dalam rangka memperingati Bahasa Ibu, 21 Februari bakal digelar pertunjukans lagu dan seni Sunda di Bandung. Adalah Gelar Seni Sunda-Mieling Poe Basa Indung 2015 yang bakal disajikan di Padepokan Mayang Sunda Jalan Peta No. 209 pada Sabtu, 21 Februari 2015. Event ini merupakan kerja bareng Panaratas (Paguyuban Seniman Rekaman Tatar Sunda) dengan Padepokan Seni Mayang Sunda. Acara tersebut akan berlangsung pukul 19.00 - 22.00 dengan menyajikan konten Pop Sunda, Tembang Cianjuran, Reog, dan Jaipong Klasik.

Lagu-lagu Pop Sunda akan dinyanyikan oleh:
- Nining Meida (Potret Manehna ciptaan Nano S/aransemen Yan Achiemsha, dan Jol, ciptaan Doel Sumbang yang aransemen aslinya adalah karya Doel Sumbang, dan untuk pagelaran ini diaransir oleh Yan Achiemsha)
- Rita Tila (Bangbung Hideung dan Es Lilin)
- Rya Fitria (Bogoh Kasaha, ciptaan Yana. Kermit/aransemen Yan Achiemsha, dan Jalir Jangji, ciptaan Yana Kermit/aransemen Yan Achiemsha)
- Salma Kurnia (Malaikat Cinta, ciptaan Dose Hudaya/aransemen Ronny Load, dan Sakur Ngimpi, ciptaan Dose Hudaya/aransemen Edi Lamos)
- H Dody Mansyur (Nasib, ciptaan Mang Edeng, aransemen Yan Achiemsha, dan Ros Bodas, ciptaan Uko Hendarto/aransemen Aji Beno).

Sementara seni tradisional Sunda yang akan disuguhkan adalah Tembang Cianjuran oleh seniwati senior Neneng Fitri sang juara berbagai pasanggiri Tembang, pupuh dan Kawih Sunda. Reog oleh grup Goletrak, dan jaipong klasik oleh Sanggar Fitria. Adapun untuk pemandu acara (MC) adalah Neo D’Bodors (Kusye dan Benny Syafa;at). Acara ini gratis dan terbuka untuk umum.

-----------

Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS