Sejarah Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK) Bandung





Bagi Anda penggemar kesenian Sunda mungkin sudah tidak asing mengenal gedung bersejarah yang persis berada di seberang Gedung Bank BJB pusat dan belokan ke arah Jln. Braga ini. Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK) terletak di Jln. Naripan No.7 - 9 Bandung merupakan salah satu gedung ajang pertunjukan seni seperti wayang golek, lagu, pentas tari tradisional Sunda, teater, lomba, pameran lukisan, atau seni Sunda lainnya. 

Dari masa ke masanya bangunan seluas 2000 meter persegi ini tidak pernah sepi dari aktivitas. Gedung YPK juga sering digunakan untuk latihan kesenian, seminar, kongres, pertemuan sastrawan ,diskusi kebudayaan, acara perpisahan. Hingga pada tahun 1980-an gedung kesenian tersebut disewakan kepada masarakat umum bagi hajatan pernikahan sebab ongkos akomodasinya yang terbatas. Malah, sebagaian ruangan digunakan untuk restoran.

Gedung YPK dan Cikal Bakal Koran Pribumi Pertama

Gedung YPK nama awalnya Villa Evangeline. Tahun 1904 gedung dini digunakan sebagai kantor badan hukum NV Javaansche Boekhandel en Drukkerij en handel in schrijfbehoeften “Medan Prijaji”. Badan hukum yang dibuat oleh RM Tirto Adhi Soerjo (1878-1918) menerbitkan koran Medan Prijaji.

Koran yang diterbitkan dalam bahasa Malayu tersebut mulai terbit pada tahun 1907. Awalnya koran ini berupa koran mingguan serta disebarkan juga ke luar Bandung. Tiga tahun dari waktu tersebut, Medan Prijaji terbit Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Sabtu, kecuali hari Jumat, Minggu, dan hari-hari besar.  Tirto juga mendirikan Soeoleoh Keadilan dan Putri Hindia (1909). Media masa saat penjajahan kolonial umumnya mengutip berita politik pemerintah dari koran Belanda atau akrab disapa 'pers putih', namun tidak dengan media Tirto.

Dengan bakatnya dan jaringan yang cukup baik, medianya kala itu mengkritisi dan kebijakan kolonial yang semena-mena. Seperti memberi informasi, menjadi penyuluh keadilan, memberikan bantuan hukum, tempat orang tersia-sia mengadukan halnya, menggerakkan bangsanya untuk berorganisasi. Hal itulah yang dianggap bahaya oleh pemerintah Belanda. Akibatnya, Tirto kerap diteror bahkan mendapat hukuman. Pada 1912 Medan Prijaji runtuh.

Pada zaman Walanda, Gedung YPK digunakan untuk Societet (Balai Pertemuan) yang dinamakan Ons Genoegen. Di tempat ini pada zaman Belanda biasa dipakai untuk main bilyar, catur, main kartu, serta ajang menonton hiburan yang biasanya berupa orkes kecil-kecilan. Pada tahun 1930-an, para tokoh politik nasional seperti Bung Karno dan kawan-kawan sering mengadakan vergadering (sidang) di gedung ini.

Gedung Tempat Seniman, Budayawan, dan Insan Pers
Pada periode 1950-1980, Gedung YPK pernah jadi ajang para budayawan Bandung seperti seniman Teater Jim Liem (Jim Adilimas), Suyatna Anirun, bersama anggota Studiklub Teater Bandung (STB); sastrawan Ajip Rosidi, Rustandi Kartakusumah, Rahmatullah Ading Affandie (RAF), bersama seniman lainnya. Begitu pula bagian bangunan utama pernah dipakai sekretariat Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS). Selanjutnya, Kantor Surat kabar Warta Bandung dan Majalah Sunda juga pernah bermarkas di salah satu ruangan  di YPK.

Status Gedung ini sekarang adalah milik negara, tapi hak penghunian adalah YPK. Sejak ditetapkan sebagai gedung kesenian pada 1949, gedung ini banyak menelurkan para seniman berprestasi. Tidak sedikit seniman 'berumah' di YPK menunjukkan prestasi, seperti Bing Slamet, Upit Sarimanah, Ade Kosasih, Asep Sunandar, dan lainnya. Tempat ini memang biasa digunakan juga untuk ajang Binojakrama padalangan di Bandung. Pembenahan demi pembenahan dilakukan pada gedung historis ini. Maklum gedung ini sudah cukup tua. Tahun 1976 penataan kembali ditingkatkan, secara bertahap dengan dana seadanya pengelola tak mau gedung ini terbengkalai.

Sementara periode 1960-1990 beberapa koran di Bandung pernah menjadikan gedung ini sebagai gedung redaksi, antara lain Berita Bandung, Harian Berdikari, dan Bandung Pos. Pada perkembangan selanjutnya, Gedung YPK juga dijadikan alamat sekretariat beberapa paguyuban seni dan budaya, salah satunya Caraka Sundanologi. Gedung YPK kini difungsikan sebagai gedung kesenian.

Profil gedung-gedung bersejarah lainnya LIHAT DI SINI.

-----------

Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS