Jejak sejarah para tokoh di negeri ini tak dapat dilepaskan dari Kota Bandung. Bandung zaman kolonial merupakan kota yang layak sebagai kawah candradimuka bagi para tokoh dan para pemimpin bangsa. Apalagi jika bicara sosok Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Masa-masa pergerakan dan pembentukan ideologi gerakan banyak ia habiskan di Bandung. Saat itu, Bung Karno menjadi mahasiswa sekolah teknik yang sekarang dikenal dengan nama ITB.
Jejak Sejarah Bung Karno di Kota Kembang
Di Bandung pula ia bertemu dengan pujaan hati, Inggit Garnasih. Sebuah peninggalan rumah di daerah Ciateul menjadi saksi sejarah biduk rumah tangga keduanya. Walaupun akhirnya perpisahan jua yang menjadikan keduanya berbeda jalan hidup. Teman hidup sang Pemimpin Revolusi itu kini berdiam tenang di permakaman Porib, Jln. Caringin, Bandung.
Bandung telah memberi energi dan letupan-letupan pemikiran perjuangan pada Bung Karno. Pengapnya penjara Sukamiskin pernah ia rasakan. Begitu pula penjara Banceuy yang kini berubah menjadi kawasan bisnis. Di Bandung pula energi kreativitasnya pada bidang arsitektur ia tumpahkan menjadi gedung-gedung yang kini masih ada, semisal Gedung Kembar. Di daerah Bandung selatan, Bung Karno pun menemukan faham perjuangan setelah ia bertemu dengan Marhaen. Gedung Merdeka, Gedung ITB, Gedung Indonesia Menggugat, dan tempat-tempat lainnya adalah saksi bisu sosok founding father ini.
Sebagai tanda penghargaan pada Bung Karno, pihak Pemkot Bandung pun menjaga aset-aset yang berhubungan dengannya, seperti gedung peninggalan karya Soekarno. Dan kini, di Hari Pahlawan 10 November 2015, namanya diabadikan menjadi nama jalan di puseur dayeuh (pusat kota) Bandung. Adalah Jalan Cikapundung Timur yang tepat berada di sebelah Gedung Merdeka resmi menyandang nama Jln. Sukarno. Nama jalan dari pemimpin bangsa ini biasa pada "paket" seperti di kota-kota lainnya, yakni di Bandung sendiri ada Jln. Soekarno-Hatta (Jln. By Pass dari Jln. Elang - Bundaran Cibiru).
Alasan Pemilihan Jalan Cikapundung Timur
Jalan Cikapundung Timur sekarang ini biasa menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Bandung. Ada tiga keistimewaan dimiliki oleh Jalan Cikapundung Timur sehingga akhirnya diubah menjadi Jalan DR.Ir. Sukarno:
1. Jalan itu bermuara ke Jalan Asia Afrika yang merupakan jalan pertama di tanah Jawa.
2. Jalan Dr. Ir. Sukarno ini membentang di samping Gedung Merdeka yang menjadi tempat pelaksanaan peristiwa bersejarah KAA yang diikuti oleh negara-negara di Asia dan Afrika.
3. Jalan Cikapundung Timur dilalui oleh Sungai Cikapundung yang menjadi 'ibunya' orang Bandung.
Mengapa Ditulis Jalan DR. Ir. Sukarno bukan Jln. DR. Ir. Soekarno?
Mengapa penulisan nama Jln. DR. Ir. Sukarno dengan huruf "u" bukan dengan hurup "oe"? Menurut Kang Emil, hal itu berdasarkan keinginan Sukarno sendiri sewaktu hidupnya. Sang Bapak Bangsa itu sebenarnya ingin menggunakan "u", karena oe dianggapnya ejaan dari penjajah. Menurut Wali Kota, Ridwan Kamil, pemilihan lokasi jalan ini sudah melalui beberapa pertimbangan.
Sebelumnya, ada yang mengusulkan agar nama Jln. Sukarno dipilih Jln. Banceuy (dekat penjara) dan Jln. Merdeka (dekat Gedung Indonesia Menggugat), karena memang titik persentuhan Bung Karno di Kota Bandung ini sangat banyak. Setelah melalui beberapa pertimbangan dengan DPRD akhirnya dipilih di Cikapundung Timur karena memiliki keistimewaan dibanding jalan lain.
Peresmian Dihadiri Keluarga Sukarno
Peresmian jalan itu ditandai dengan pembukaan selubung papan nama jalan yang diukir khas penunjuk jalan di Kota Bandung. Hadir pada kesempatan itu perwakilan keluarga Ir. Sukarno antara lain Guruh Sukarnoputra dan Puti Guntur Sukarnoputra, Levana Taufan Sukarnoputra. Hadir pula pada kesempatan itu Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli yang menyempatkan hadir di sela-sela kunjunganya di Kota Bandung.
Peta lokasi Jln. DR. Ir. Sukarno / Jln. Cikapundung Timur [lihat di sini]
Peta lokasi Jln. DR. Ir. Sukarno / Jln. Cikapundung Timur [lihat di sini]
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS