Tidak bisa dipungkiri, Jawa Barat memiliki khazanah kekayaan kesenian seni dan budaya. Sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, Jawa Barat memang potensi besar untuk menjadi pusat kesenian dan budaya di Indonesia tempat berbagai komunitas, individu, dan kelompok berinteraksi, berkomunikasi, dan menjalin hubungan timbal balik.
Sumber: portal.bandung.go.id |
Cita-cita untuk menjadikan Jawa Barat sebagai pusat kesenian di Indonesia itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, Kamis (7/1/2016). Penyelenggaraan-penyelenggaraan festival kesenian merupakan salah satu cara untuk mewujudkan ambisi itu. Namun, menurut pria yang kerap dipanggil Demiz itu, Jawa Barat masih memiliki kekurangan, yaitu tidak memiliki tempat pertunjukan untuk pentas kesenian. Terutama tempat pertunjukan yang ikonik, seperti Sydney Opera House di Kota Sydney, Australia.
Demiz mengakui, jangankan Jawa Barat, gedung pertunjukan seperti itu pun belum dimiliki oleh Indonesia. Tak heran bila selama ini Indonesia selalu "dilewat" oleh grup seni internasional. Menurutnya, mereka hanya tampil di Singapura karena negeri mungil itu memiliki tempat pertunjukan representatif, setelah itu pergi lagi, tak pernah tampil di Indonesia. Ia menambahkan, kalaupun ada pertunjukan besar di Indonesia, itu selalu digelar di stadion, padahal fungsi utamanya bukan untuk itu.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bandung saat ini sedang merencanakan pembangunan gedung pertunjukan tingkat dunia di Cikutra, Kota Bandung. Bahkan tidak tanggung-tanggung, gedung kesenian itu nantinya akan didesain oleh arsitek kaliber internasional asal Inggris, Zaha Hadid. Nantinya, Hadid akan bekerja sama dengan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil yang juga seorang arsitek, untuk mendesain gedung pertunjukan tersebut.
Siapa Zaha Hadid?
Zaha Hadid merupakan salah satu arsitek terbaik dunia saat ini. Wanita kelahiran Baghdad, 31 Oktober 1951 ini dikenal dengan rancangannya yang ekstrem dan tak biasa. Meski demikian, desain-desainnya yang futuristik dan sophisticated membuat namanya melambung. Meskipun karyanya selalu tampak ekstrem, namun tentu saja tidak sembarangan, apalagi ia pun dikenal sebagai ahli matematika.
Karya-karya wanita peraih Stirling Prize pada 2010 dan 2011 ini antara lain London Aquatic Center, Sheikh Zayed Bridge Abu Dhabi, King Abdullah Petroleum Studies and Research Center Riyadh Arab Saudi, dan Abu Dhabi Performing Arts Center.
Biaya desain Rp 20 miliar?
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, beberapa waktu lalu menyatakan gedung yang akan dibangun seluas 3 hektare itu tidak hanya berupa satu bangunan besar, tapi berupa kompleks bangunan yang merupakan kombinasi bangunan kecil, menengah, dan besar. Gedung kesenian ini akan jadi gedung kesenian terbesar dan termewah di Indonesia. Dan, Kota Bandung boleh berbangga hati karena menjadi kota pertama di Tanah Air yang memilikinya. Meski akan jadi gedung modern dan mewah, gedung ini tetap akan mengandung unsur-unsur kesenial lokal Jawa Barat.
Pembangunan gedung pertunjukan ini akan menyedot biaya besar. Bahkan untuk membayar jasa Zaha Hadid saja, konon biaya yang harus dikeluarkan mencapai Rp 20 miliar. Sebuah harga yang sangat fantastis tentu saja. Biaya ini nantinya akan dibebankan kepada investor yang memenangi tender pembangunan gedung ini.
Apabila gedung bertaraf internasional ini sudah berdiri, tentu saja harus bisa menampung seniman di Jawa Barat untuk berkreasi sehingga bisa memiliki prestasi di tingkat nasional dan internasional. Nantinya, seniman internasional pun bisa menggunakan gedung ini karena akan sangat representatif untuk pentas-pentas tingkat dunia.
Selain menjadi tempat pertunjukan, kehadiran gedung ini di Cikutra ini tentu juga akan mendatangkan berbagai keuntungan lain bagi Bandung dan Jawa Barat. Antara lain di bidang ekonomi dan semakin meningkatnya kunjungan wisatawan ke Kota Bandung khususnya, dan Jawa Barat pada umumnya.
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS