Kawasan ini biasa dilalui wisatawan saat melintasi Jln. Setia Budhi (Ledeng) ke arah Lembang atau Parongpong/Cihideung di Kab. Bandung Barat. Dari dekat Terminal Ledeng, ada dua jalur menuju ke kawasan Kab. Bandung Barat yakni ke kiri lewat Jln. Sersan Bajuri menuju Parongpong/Cihideung yang menyambung ke Jln. Kol. Masturi. Sedangkan arah lurus dari Terminal Ledeng aksesnya ke arah Rumah Sosis - Hotel GH Universal - Farm House Susu Lembang (Rumah Hobbit) - Observatorium Bosscha - alun-alun Lembang.
Sebelum melewati Terminal Ledeng tersebut, pengguna jalan melewati Kampus Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB) atau dulu dikenal dengan nama Kampus Enhaii (NHI) dekat pertigaan Jln. Gegerkalong Hilir. Dan kuliner yang terkenal di daerah sini ada Surabi Enhaii. Laju setelahnya, sebelum Kampus UPI ada belokan ke kiri/pertigaan ada Jln. Gegerkalong Girang yang dikenal tempat berdirinya pesantren Daarut Tauhiid yang dikelola oleh Aa Gym (Abdullah Gymnastiar). Terus di sebelah Jln. Gegerkalong Girang berdiri kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) atau dulu IKIP Bandung. Kampus ini mempunyai gedung heritage yakni Villa Isola.
Bila melihat foto-foto zaman dulu, kawasan Ledeng merupakan area terbuka berupa hamparan sawah dan hutan. Di kawasan Bandung utara ini pun dulu dikenal banyak sumber mata air. Sementara persawahan sampai menyambung ke arah Jln. Cihampelas. Namun kini, kawasan Ledeng pun telah menjelma menjadi kawasan permukiman, dari perumahan, kampus, perkantoran, kos-kosan, pertokoan, hotel dan penginapan, hingga sentra kuliner.
Untuk lebih mengenal kawasan Ledeng, berikut ini beberapa bangunan yang ada di kawasan Ledeng
1. Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (Enhaii)
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB) dahulu dikenal dengan nama NHI (baca : eNHaii). Sekolah ini merupakan perguruan tinggi yang bernaung dibawah Kementerian Pariwisata sedang secara teknis akademis dibina oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Didirikannya Sekolah Kejuruan Perhotelan (SKP) pada tahun 1959, yang merupakan sekolah kejuruan menengah atas kejuruan di bawah naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1962.
Sekolah ini lalu berubah menjadi sekolah kejuruan perhotelan dan perestoran (SKPP) di bawah departeman perhubungan darat. Sekolah ini mempunyai tiga jurusan yaitu Jurusan Hospitaliti, Jurusan Kepariwisataan dan Jurusan Perjalanan. STP Bandung bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi, baik dalam negeri maupun luar di negeri dalam mengembangkan program-program pendidikannya pada tingkat D-III, D-IV, S1 dan Magister Manajemen Pariwisata.
2. Pesantren Daarut Tauhiid
Area pesantren ini dikenal dengan sebutan DT. Berawal pada tahun 1987, Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) merintis usaha wiraswasta dalam wadah KMIW (Kelompok Mahasiswa Islam Wiraswasta) yang dengan sebagian di gunakan untuk menopang kegiatan pengajian rutin. Lalu pada pada 4 september 1990 berdirilah Yayasan Daarut Tauhiid yang beralamat di jalan Geger Kalong Girang No. 38 Bandung.
Selain pesantren dan masjid, di area DT berkembang sentra perekonomian umat yang dimiliki oleh DT sendiri juga usaha yang dikelola masyarakat setempat. Di kawasan ini berdiri tempat perbelanjaan, guest house, stasiun radio MQ FM, stasiun MQTV, dan lainnya. Bagi mahasiswa UPI sendiri, kawasan ini juga dikenal sebagai tempat kos-kosan karena letaknya yang berada persis di belakang Kampus UPI.
3. Villa Isola
Villa Isola adalah salah satu bangunan bergaya arsitektur Art Deco di Kota Bandung. Gedung ini dibangun atas rancangan arsitek Belanda yang bekerja di Hindia Belanda Prof. Charles Prosper Wolff Schoemaker. Villa mewah ini dibangun pada tahun 1933, milik seorang hartawan Belanda bernama Dominique Willem Berretty.
Bangunan villa yang dijadikan rumah tinggal ini kemudian dijual dan menjadi bagian dari Hotel Savoy Homann. Pada masa pendudukan Jepang, Gedung ini sempat digunakan sebagai kediaman sementara Jendral Hitoshi Imamura saat menjelang Perjanjian Kalijati. Lalu di masa kemerdekaan, villa ini dijadikan Gedung IKIP (sekarang UPI) dan digunakan sebagai kantor rektorat dengan nama Bumi Siliwangi.
4. Gedong Cai (Rumah Air) Ledeng
Sekitar 2 km dari arah Terminal Ledeng arah Jln. Sersan Surip, terdapat sebuah mata air yang sudah dikelola sejak zaman kolonial Belanda. Di tempat ini didirkan bangunan penampung air yang diresmikan oleh Bertus Coops, Wali Kota Bandung pada tahun 1921 Bangunan kokoh tersebut bertuliskan "Tjibadak 1921". Air dari mata air yang melimpah kemudian ditampung dan dialirkan melalui pipa-pipa yang ditanam di dalam tanah. Pipa-pipa saluran air yang berukuran besar inilah yang kemudian menjadi awal munculnya nama "Ledeng" (dari bahasa Belanda: Leiding = 'saluran').
Sebenarnya nama daerah ini adalah Cibadak tapi penduduk setempatt biasa menyebutnya Gedong Cai. Gedong Cai muncul karena di mata air itulah Belanda membangun semacam benteng untuk melindungi sumber air. Air dari rumah air tersebut kemudian dialirkan ke selatan untuk memenuhi kebutuhan ribuan warga Kota Bandung. Di area ini pun kini terdapat lahan milik PDAM Tirtawening Kota Bandung.
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS