Sebagai kota dengan ragam julukan, dari "Kota Kembang", "Kota Wisata", "Kota Fashion", "Kota Pendidikan", "Kota Kuliner", sampai "Kota Musik", memang menjadikan Bandung sebagai salah satu ideal. Walaupun tak dapat dimungkiri di balik itu ada juga ragam problem yang ada dan harus terus dibenahi. Bandung sebagai kota yang terus berkembang terus bergeliat dalam sektor pembangunan, tata kota, ekonomi, sampai akses transportasi.
Saat tulisan ini dibuat pada pertengahan 2018, dalam bidang pembangunan sudah banyak agenda yang ke depannya akan mengubah wajah Kota Bandung. Kota yang pada zaman Belanda dijadikan sebagai tempat tetirah karena kesejukannya dan jumlah penduduknya pun masih jarang. Kini, Bandung telah berubah jauh dimana seiring perkembangan zaman menjelma menjadi kota metropolitan. Dan apa yang ada sekarang di tahun-tahun ke depan akan banyak perubahan.
Berikut ini gambaran wajah Bandung di masa depan:
1. Pembangunan akses transportasi
Sebagai kota tujuan wisata dan aktivitas bisnis, beberapa ruas jalan di Bandung pun dikembangkan. Salah satunya yang sangat terasa adalah jalur tol Padaleunyi. Lalu di era kekinian hadir pula ruas tol Pasirkoja - Soreang (Soroja). Sebagai kota penghubung jalur barat dan timur, Bandung menjadi salah satu kota yang di kemudian hari akan banyak pembangunan dari sektor jalur transportasi. Di antaranya:
a. Tol Cisumdawu
Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) adalah sebuah jalan tol sepanjang 60 kilometer bagian dari Jalan Tol Trans Jawa yang berada di Jawa Barat menghubungkan daerah Bandung, Sumedang, dan Majalengka. Jalan tol ini melintasi Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Majalengka. Jalan tol ini merupakan bagian dari jalan tol yang menghubungkan dua kota terbesar di Jawa Barat yaitu Bandung dan Cirebon. Tol ini nantinya akan menyambung ke tol Jakarta Cikampek dan Tol Cipali.
b. Tol Cigatas
Jalan Tol Cileunyi–Garut–Tasikmalaya adalah jalan tol di Jawa Barat yang menghubungkan gerbang tol Cileunyi, Garut, Tasikmalaya, Ciamis hingga Banjar. Jalan tol ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa.
c. Tol Dalam Kota Bandung
Pembangunan Jalan Tol Dalam Kota Bandung yang digagas oleh Penjabat Gubernur Jawa Barat Mochamad Iriawan. Rencananya, Jalan Tol Dalam Kota Bandung ini akan dibangun sepanjang sekitar 15 kilometer. Rencananya, Jalan Tol Dalam Kota Bandung akan terbentang dari Pasir Koja, Pasupati (Pasteur-Surapati), dan Kiaracondong.
d. LRT Bandung
Pembangunan Light Rapid Transit (LRT) atau jalur kereta ringan di kawasan metropolitan Bandung Raya akan segera dibangun. Rencananya, Proyek LRT Bandung akan dimulai di titik koridor III sepanjang 8,5 kilometer yang akan melintas di Stasiun Hall, Pasar Baru, Alun-alun, ITC/Abdul Muis, Pasar Ancol/Unla, Buahbatu, Palasari, Papandayan, Pasar Kosambi, Veteran dan Viaduct. Proyek LRT bukan lagi rencana Kota Bandung saja, tapi rencana Bandung Raya. Karena tidak mungkin Kota Bandung saja. Harus terhubung ke Ngamprah, Soreang, Cimahi, dan Sumedang.
e. Kereta Api Cepat Jakarta - Bandung
Kereta dengan kecepatan 350 km per jam ini akan mempersingkat waktu tempuh Jakarta-Bandung menjadi sekitar 45 menit. Kereta Cepat pertama di Indonesia ini rencananya akan beroperasi pada pertengahan 2021. Rencana transit oriented development (TOD) ada di empat titik, yakni di Tegalluar (Bandung Barat), Walini (Purwakarta), Karawang, dan Halim Perdanakusuma (Jakarta).
2. Pembangunan kawasan perumahan
Bila dulu kawasan Bandung Utara jadi favorit investasi properti, kini sebagian besar jadi buruan para investor maupun para pembeli rumah tinggal. Beberapa kawasan di Bandung Selatan, Bandung Barat dan Cimahi, serta kawasan Bandung Timur banyak tumbuh perumahan-perumahan baru. Perumahan tersebut dari kelas biasa, menengah, sampai kelas elite.
a. Kawasan Perumahan Summarecon Bandung Timur
Salah satunya di kawasan Gedebage yang kini menjadi kawasan permukiman elite berkonsep Bandung Teknopolis, Summarecon Bandung hadir bertema Live, Work, and Play. Sejalan dengan konsep Smart City untuk menghadirkan lingkungan binaan yang aman, nyaman, memiliki daya saing, dan sustainable. Pengembangan Summarecon Bandung terdiri dari kawasan: Residensial, Sentra Summarecon ( Retail, Dining & Entertainment ), dan Summarecon Teknopolis.
b. Kawasan Perumahan Podomoro Park Bandung Selatan
Dan lokasi lainnya yang akan dibangun adalah di kawasan Bandung Selatan yakni Podomoro Park. Podomoro Park merupakan kawasan hunian residential baru di Bandung tepatnya di daerah Buah Batu, Bandung Selatan. Podomoro Park sendiri dikembangkan oleh PT Agung Podomoro Land Tbk diatas lahan seluas 100 ha dengan berbagai fasilitas pendukung gaya hidup modern. Rangkaian fasilitas di Podomoro Park ini salah satunya terdapat area terbuka hijau yang mencakup hampir 50% dari total kawasan hunian.
3. Pembenahan lingkungan
Salah satu permasalah di Bandung adalah urusan banjir. Sebagai wilayah cekungan, Bandung paling rawan menghadapi kiriman debit air tinggi di saat musim hujan. Untuk wilayah Kota Bandung sendiri selayaknya memiliki 20 kolam retensi untuk mampu menangani derasnya aliran air dari wilayah utara saat curah hujan tinggi. Saat ini Kota Bandung baru memiliki dua kolam retensi. Dan ke depannya kolam-kolam retensi akan mulai dibangun.
Sementara di kawasan Bandung Selatan (wilayah Kabupaten Bandung), pembangunan kolam retensi atau embung-embung air juga menjadi pilihan dari pemerintah untuk mengatasi masalah banjir. Adapun yang sedang dibangun dan akan segera rampung adalah pembuatan kolam retensi Cieunteung-Baleendah, Kabupaten Bandung.
Kolam retensi dengan daya tampung air 220 ribu m3 tersebut, diharapkan dapat meminimalisir resiko banjir yang kerap terjadi di kawasan tersebut, yang dilengkapi pompa pengendali banjir berkapasitas 3,5m3/detik ditambah pompa harian berkapasitas 1,5m3/detik.
Upaya lain yang dilakukan dalam bidang lingkungan, pengerjaan normalisasi Sungai Cimande, Cikeruh dan Sungai Cikijing terus dilakukan. Progres fisik Cimande sepanjang 9 kilometer untuk penanganan banjir di Rancaekek sedang digarap. Lokasi lainnya Cikijing yang dinormalisasi sepanjang 6 kilometer. Lalu Sungai Cikeruh dinormalisasi sepanjang 11 km.
Satu lagi yang sedang dilaksanakan adalah program Citarum Harum. Melalui program Citarum Harum yang diinisiasi pada awal tahun 2018, tentara bersama rakyat bersatu memperbaiki kerusakan lingkungan di kawasan Citarum, dimulai dari mata air Sungai Citarum di Situ Cisanti dan anak sungai hingga hilir, termasuk di tiga bendungan yang membendung sungai tersebut.
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS