Minggu, 24 Maret 1946, peristiwa luar biasa yang terjadi di Bandung ini menjadi hari bersejarah sebagai bukti perlawanan terhadap penjajah. Peristiwa "Bandung Lautan Api" pun biasa termaktub dalam buku-buku sejarah di sekolah. Waktu itu, dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung. Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda untuk dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.
Peringatan Bandung Lautan Api pun biasa digelar rutin setiap tahunnya. Ada dua lokasi penting yang jadi tanda peringatan peristiwa bersejarah tersebut yakni di Monumen Bandung Lautan Api di area Lapangan Tegallega Kota Bandung dan Tugu Pahlawan Toha di kompleks Zipur Dayeuhkolot. Sementara dokumentasi lainnya seputar Bandung Lautan Api ada di Museum Mandala Wangsit Jln. Lembong Kota Bandung.
1. Monumen Bandung Lautan Api, Tegallega
Monumen Bandung Lautan Api berlokasi di Lapangan Tegallega, tepatnya di area utara. Lapangan Tegallega sendiri berada di seberang Museum Sri Babuga. Monumen yang memiliki ketinggian 45 meter ini dibangun pada 1981. Memiliki sisi sebanyak 9 bidang. Di puncaknya sengaja dibuat jilatan api yang mengarah ke atas.
Monumen itu berwarna kuning keemasan layaknya api yang menyala. Monumen ini dirancang Sunaryo, seniman kontemporer sekaligus mantan dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung. Sementara kawasan Lapangan Tegallega pada era pemerintahan Wali Kota Ridwan Kamil dilakukan revitalisasi. Taman Tegallega Bandung ini diharapkan menjadi destinasi tempat wisata baru di Kota Bandung. Di lokasi terdapat beberapa replika patung dinosaurus seperti t-rex, buaya, serta puluhan lampion yang menggantung di Taman Tegallega Kota Bandung dan Monumen Bandung Lautan Api.
2. Tugu Pahlawan Toha, Dayeuhkolot
Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat setempat dengan maksud agar Sekutu tidak dapat menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer. Di mana-mana asap hitam mengepul membubung tinggi di udara dan semua listrik mati. Tentara Inggris mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling besar terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana terdapat gudang amunisi besar milik Tentara Sekutu.
Dalam pertempuran ini Muhammad Toha dan Ramdan, dua anggota milisi BRI (Barisan Rakjat Indonesia) terjun dalam misi untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut. Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang tersebut dengan dinamit. Di lokasi ini pun terdapat nama-nama pahlawan yang gugur saat peristiwa Bandung Lautan Api.
Kini Tugu Pahlawan Toha biasa jadi tempat pemancingan atau anak-anak SD bermain. Memang di dekat tugu ini ada bangunan Sekolah Dasar. Bila malam Minggu, lokasi yang oleh masyarakat setempat dikenal dengan "balong"/kolam ini biasa jadi tempat panongkrongan anak-anak muda.
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS