Dalam belajar bahasa Sunda, kita bisa meningkatkan penguasaan kosakata melalui pengenalan seputar peristiwa alam. Peristiwa alam pada dasarnya di berbagai tempat banyak memiliki kesamaan, misalnya kejadian terbitnya matahari, debur ombak, gerhana, cahaya bulan dan bintang, hujan, dan lain sebagainya.
Berikut ini contoh kalimat dalam bahasa Sunda yang berisi seputar peristiwa alam:
1. Hujan mani ngagebrét dibarung ku sora gelap.
(Hujan lebat banget diiringi dengan suara petir.)
2. Keur hujan poyan aya katumbiri melengkung di langit.
(Kalau lagi hujan tapi ada matahari biasa ada pelangi melengkung di langit.)
3. Kadéngé ombak mani ngaguruh, terus muncrat di basisir.
(Terdengar ombak bergemuruh, terus pecah di pantai.)
(Terdengar ombak bergemuruh, terus pecah di pantai.)
4. Tabuh tujuh isuk-isuk cahaya panonpoé mimiti karasa haneut.
(Jam tujuh pagi cahaya matahari mulai terasa hangat.)
(Jam tujuh pagi cahaya matahari mulai terasa hangat.)
5. Dina biruna langit katémbong méga bodas ngajumpluk.
(Dalam birunya langit terlihat awan putih berkumpul.)
(Dalam birunya langit terlihat awan putih berkumpul.)
6. Waktu panonpoé surup, di langit aya layung mani hibar.
(Saat matahari terbenam, di langit ada lembayung terlihat menyala.)
(Saat matahari terbenam, di langit ada lembayung terlihat menyala.)
7. Lamun keur usum halodo, di langit loba béntang baranang.
(Kalau musim kemarau, di langit banyak bintang berkelip.)
(Kalau musim kemarau, di langit banyak bintang berkelip.)
8. Bada isa, barudak ulin di buruan dicaangan ku sinar bulan.
(Setelah Isya, anak-anak bermain di halaman diterangi sinar bulan.)
(Setelah Isya, anak-anak bermain di halaman diterangi sinar bulan.)
9. Cai ti balong téh ngocorna ka walungan anu aya di handap.
(Air di kolam mengalir ke sungai yang ada di bawah.)
(Air di kolam mengalir ke sungai yang ada di bawah.)
10. Hawa di puncak gunung karasa tiris, sabab tempatna luhur.
(Hawa di puncang gunung terasa dingin, sebab tempatnya tinggi.)
(Hawa di puncang gunung terasa dingin, sebab tempatnya tinggi.)
11. Sanajan ukur girimis, tapi angger wé matak baseuh kana baju.
(Walaupun hanya gerimis, tapi tetap saja bikin basah baju.)
(Walaupun hanya gerimis, tapi tetap saja bikin basah baju.)
12. Hujan lila pisan tepi ka buruan imah kakeukeum ku cileuncang.
(Hujan lama banget sampai halaman rumah terendam air menggenang.)
(Hujan lama banget sampai halaman rumah terendam air menggenang.)
13. Tina solobong pabrik, haseup ngelun ka awang-awang.
(Dari cerobong pabrik, asap mengalun ke atas.)
(Dari cerobong pabrik, asap mengalun ke atas.)
14. Sanggeus béak tanjakan, saterusna mah panggih jeung pudunan.
(Sehabis tanjakan, seterusnya ketemu turunan.)
(Sehabis tanjakan, seterusnya ketemu turunan.)
15. Ayeuna mah sawah anu sakitu legana téh dipaké perumahan.
(Sekarang sawah yang begitu luas dipakai perumahan.)
*Sumber: Pamekar Diajar Basa Sunda 25 Pikeun Murid SD/MI Kelas III (hlm. 25-26)
----------
Artikel lainnya seputar bahasa Sunda LIHAT DI SINI
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS