Yuk, Pahami Jangan Salah Arti Kata-Kata Bahasa Sunda Ini




Buat kalian yang sering main atau wisata ke Bandung, mungkin sekali-kali suka mendengar percakapan urang Bandung dengan tuturan bahasa Sunda. Bagi yang benar-benar roaming bahasa Sunda, ada kalanya terdengar kata-kata atau istilah yang agak membingungkan. Nah, berikut ini kata dan istilah dalam bahasa Sunda yang bisa kalian pahami agar tidak gagal paham saat main ke Bandung.

1. téh
Ini dimaksudkan kata penguat yang diselipkan dalam frasa. Penguat lainnya ada mah, baé, téa, deui. Misal dalam kalimat: "Abdi téh ayeuna gaduh hiji bonéka..." (Sekarang saya punya satu boneka.). Téh di sini pun bisa juga kependekan dari kata tétéh alias panggilan perempuan yang lebih tua, misal dalam kalimat: "Téh Yani ayeuna damel di mana?" (Kak Yani sekarang kerja di mana?). Lalu bagaimana untuk menyebut teh sebagai minuman? Dalam bahasa Sunda, minuman teh disebut entéh dan minumannya disebut cai entéh (air teh).

2. goréng
Goréng di sini bisa bermakna jelek. Misal dalam kalimat: "Geus mah beungeut goreng, kalakuanna gé sarua!" (Sudah mukanya jelek, kelakuannya pun sama). Namun bisa juga memang yang digoreng (misal goréng géhu).

3. sayang
Jangan dikira ini bentuk rasa cinta, sayang dalam bahasa Sunda artinya sarang, misal sayang manuk (sarang burung). Di daerah Garut Selatan ada namanya Pantai Sayang Heulang yang artinya Pantai Sarang Elang.

4. lada
Lada bukan bumbu dapur, tapi untuk menyatakan rasa pedas di lidah karena habis makan cabai misalnya.

5. amis
Amis juga bukan bau amis kayak bau darah. Ini kalau lidah makan yang rasanya manis-manis seperti makan gula.

6. bangga
Dalam bahasa Sunda, kata bangga mengandung arti "susah/repot". Sementara untuk menyatakan rasa kebanggaan kata yang tepat dipakai adalah reueus.

7. bumi
Selain nama planet, bumi dalam bahasa Sunda menyatakan arti "rumah" -- dalam konteks bahasa Sunda halus. Adapun kata biasa/akrabnya imah. Contoh dalam kalimat: "Iraha atuh badé ameng ka bumi abdi teh?" (Kapan mau main ke rumah saya?)

8. mangga
Ini nih yang sangat familiar banget, mangga di sini bukan nama buah seperti mangga gedong atau mangga gincu. Mangga menyatakan "silakan", seperti dalam kalimat: "Mangga, ka para tamu ondangan dihaturanan lebet..." (Silakan kepada para tamu undangan diminta untuk masuk..."). Lalu untuk mangga sebagai buah dalam bahasa Sunda disebut apa? Disebutnya ya buah... ada buah gedong, buah gincu, buah cengkir, mangga arumanis, mangga manalagi, dll. Adapun untuk nama buah lain, disebutkan langsung saja.. misal gedang untuk pepaya, cau untuk pisang, kadu untuk durian, dll.

9. duka
Artinya tidak berhubungan dengan rasa sedih alias "duka cita". Duka mengandung arti "tidak tahu", misal dalam kalimat: "Duka abdi mah teu terang kajantenana tabuh sabaraha..." (Saya tidak tahu kejadiannya jam berapa...).

10. aliran
Di sebagian wilayah Tatar Sunda, aliran ini istilah untuk menyatakan bahwa PLN sedang memadamkan listrik.

-----------

Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS