Salam Urang Sunda, Sampurasun dan Rampes




Apakah benar bangsa kita tergolong bangsa yang ramah? Secara kasat mata, keramahan suatu bangsa dapat dilihat disaksikan, salah satunya, dari cara mereka menghargai para tamu atau pendatang yang masuk ke wilayahnya. Suku-suku bangsa di Indonesia memiliki aneka ragam ucapan salam, seperti salam selamat pagi suku Bali punya rahajeng semeng suku Batak punya horas manogot, suku Jawa punya sugeng enjang, dan suku Sunda punya wilujeng enjing.

Sumber : millenialjoss.com

Ucapan salam dapat juga lahir pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Para tokoh bangsa kerap mengucupkan salam, merdeka, untuk menyatakan kebersamaan dan semangat terbebas dari bangsa penjajah. Selain itu, berbagai organisasi kemasyarakatan juga punya salam khas masing-masing. Bahkan, ucapan salam pun bisa lahir karena kebersamaan menghadapi musibah, seperti salam sehat yang lahir saat seluruh dunia diterjang wabah covid-19. Di samping itu, pemeluk agama di Indonesia, juga memiliki salam khas, seperti assalamualaikum (Islam), shalom (Kristiani),  om swastiastu (Hindu ), namo buddhaya (Buddha), dan wei de dong tian (Khonghucu).

Kali ini kamu akan mengenal salam atau sapaan khas urang Sunda, yang sering diucapkan saat ada pertemuan para tokoh Sunda atau perkumpulan urang Sunda, baik di dalam maupun di luar negeri.  Salam yang dimaksud adalah sampurasun dan jawabannya, rampes. Salam ini merupakan budaya warisan para leluhur urang  Sunda yang hingga saat masih dilestarikan. Jika seorang tokoh atau siapa pun yang akan menyampaikan sesuatu/sambutan di hadapan orang banyak, sapaan sampurasun selalu diucapkan dan yang diberi sapaan menjawab, sampurasun.

Berikut ini fakta tentang sapaan sampurasun dan rampes.

1. Sapaan ini merupakan  salam urang Sunda klasik (buhun).  

2. Secara etimologi, kata sampurasun berasal dari bahasa Sanskerta, yang bermakna permisi (punten). Bahkan, ada juga makna lainnya, yakni samparna atau sampurna ing insun (Mudah-mudahan semua berada dalam kesempurnaan). Selain itu, sampurasun juga bermula dari kata sampura bermakna permintaan maaf. 

3. Jika seseorang melepaskan kata sampurasun, khalayak yang mendengar menjawab rampes. Dengan demikian, arti jawaban rampes berarti mohon dimaafkan. Dalam konteks lain, makna rampes dapat bermakna silakan atau mengiyakan (ngaenyakeun).

Demikianlah makna sampurasun dan rampes, yang ternyata maknanya sangat bagus. Ada upaya leluhur Sunda dahulu untuk menjaga adab saat berjumpa dengan orang banyak dan senantiasa salin mendoakan dalam berbagai keadaan.



-----------

Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS