Ensiklopedia Sunda : Hiasan pada Bangunan Tradisional Sunda




Untuk orang Sunda, alam sudah menyatu dengan rancangan rumah tradisional. Oleh sebab itu, alam mendapatkan penghormatan sebab memberikan manfaat untuk kehidupan sehari-hari. Tidak salah jika nenek moyang orang Sunda menyebut tempat tinggal dalam level yang paling halus, yakni bumi. 

Nenek moyang dahulu menjaga dan menghias rumah itu tidak lepas dari alam. Oleh sebab itu, rumah-rumah tradisional Sunda memiliki keragaman ciri khasnya untuk bagian atap, badan, kaki, dan kelengkapan pada bentuk rumah, seperti hiasan atau ornamen yang motifnya bersumber dari lingkungan alam sekitar. Hiasan pada rumah tradisional diadaftasi dari lingkungkan sekitar, seperti bentuk hewan, tumbuhan, keadaan alam sekitar, dan kaligrafi. Berikut ini jenis ornamen khas pada bangunan dan rumah tradisional di Jawa Barat.
  
Sumber: Grace Hartanti & Budi Setiawan
Ornamen motif kawung

1. Ornamen kawung motifnya berupa bulatan membentuk kawung yang ditata rapi secara geometris. Motif ini  dapat dimaknai sebagai aren (kolang-kaling), atau palem, bunga lotus dengan empat lembar mahkota bunga yang merekah. Ornamen ini dapat dimaknai panjang usia, kesucian, dan sebuah harapan supaya manusia ingat asal-muasalnya. Penempatan ornamen ini biasanya diletakkan pada ruang balai pertemuan.
Sumber: Grace Hartanti & Budi Setiawan
Ornamen rucuk bung

2. Ornamen rucuk bung atau dikenal sengan sebutan tukul merupakan wujud tumbuhan yang baru muncul atau mulai tumbuh (tunas). Hiasan ini biasanya ditempatkan pada saka atau tihang (tiang) pada bangunan pendopo. Motif hias ini melambangkan sifat pertumbuhan atau persemaian yang makin hari makin tumbuh dan besar.

3. Ornamen kangkungan merupakan bentuk tumbuhan kangkung menjalar. Hiasan ini diletakkan pada pintu gerbang atau tepi keliling bangunan. Hiasan ini melambangkan suci dan damai.
Sumber: Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat, Dasum Muonas, dkk.
Hiasan motif kangkungan

4. Ornamen simbar kadaka dan menjangan merupakan hiasan yang diaptasi dari bentuk dedaunan yang tidak beraturan. Simbar merupakan wujud dari tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain dan tidak merusak tumbuhan yang ditempelinya. Hiasan ini melambangakan suasana tentram dan damai.

 
Sumber: Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat, Dasum Muonas, dkk.
Hiasan motif simbar kadaka dan menjangan.

5. Ornamen satwa gajah atau liman dengan posisi bergerak. Peletakan ornamen ini pada dinding rumah tinggal tradisional Sunda. Liman atau gajah melambangkan kekuatan. Selain liman, ornamen hias pada rumah atau bangunan tradisional Sunda biasanya menggunakan hewan lain, seperti kerbau, cecak, dan ular.
 
Sumber: Dokumentasi Edi Warsidi
Hiasan motif liman/gajah.

6. Ornamen ragam hias alam sekitar terdiri atas wadasan (gunung meru), mega sumirat (awan), dan mega mendung (bentuk awan). Motif ini digunakan pada dinding, pintu gerbang, dan hiasan. Ornamen ini melambangkan tempat tinggal mendapat keberkahan yang tidak ada habisnya. 

Sumber: www.kadekarini.com Hiasan motif liman/gajah.

Demikianlah ulasan tentang ornamen hias pada bangunan atau rumah tradisional Sunda. Semoga mendambah wawasan kamu.


-----------

Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS