Optimalkan Potensi Wisata, Tahura Djuanda Diperluas




Lokasi dan Rute Tahura Dago Bandung

Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan berusaha mengoptimalkan potensi wisata di Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda atau masyarakat Bandung menyebutnya Dago Pakar. Karena itu, pemprov Jabar berusaha untuk memperluas lahan konservasi ini agar wisatawan semakin banyak dan betah berlama-lama di kawasan yang merupakan tempat bersejarah ini.

Saat ini luas eksisting Tahura 526,98 hektare. Luas itu masih sangat kecil bagi kawasan yang disebut-sebut sebagai tempat resapan air dan diharapkan menyumbangkan luas hutan di Jabar ini.  Sementara hutan di Jawa Barat baru 22,8 persen dari luas wilayah. Idealnya, Jawa Barat harus memiliki minimal 30 persen hutan agar keseimbangan tercapai. Untuk mencapainya, pemerintah provinsi membebaskan lahan enklave dan lahan milik masyarakat yang berada di sekitarnya.

Perluasan Tahura
Tahun 2016, Balai Pengelolaan Tahura akan memfokuskan perluasan Tahura di wilayah Cibodas yang luasnya 2,5 hektare. Juga lahan yang ada di Blok Sekejolang berupa lahan enklave atau lahan milik masyarakat yang dikelilingi Tahura Djuanda. Luasnya sekitar 13 hektare yang terdiri dari 5 hektare perumahan dan 7 hektare kebun.

Bukan hal yang mudah untuk meyakinkan masyarakat menjual tanahnya untuk pengembangan Tahura. Apalagi terkadang ada masyarakat yang mematok harga tinggi. Karena itu, Balai Tahura Djuanda berusaha melakukan sistem pembelian yang tertib dan sesuai aturan, melalui musyawarah, pengukuran lahan oleh BPN, dan pembuatan berita acara pemeriksaan. Hasilnya, lahan yang berhasil dibebaskan tahun ini cukup luas, sekitar 1,6 hektare.

Selain untuk kawasan konservasi dan daerah resapan air, Tahura memang diproyeksikan untuk objek wisata. Perluasan Tahura perlu dilakukan karena kawasan tersebut saat ini belum begitu layak untuk dikunjungi wisatawan karena sebagian besar konturnya masih terjal dan curam. Fasilitas untuk para pengunjung pun harus dibangun, seperti perluasan area parkir sekitar 1.700 m2.

Objek Wisata sejarah
Berada di ketinggian sekitar 1300 di atas permukaan laut, Tahura memang menyajikan wisata alam yang sejuk dan tenang. Sebagai kawasan konservasi, tempat ini memiliki koleksi 2500 jenis tanaman yang terdiri dari 40 familia dan 112 spesies.

Di antaranya bambu (Bambusa sp.), pinus (Pinus merkusii), teklan (Euphatorium sp.), dan lain sebagainya. Hutan ini memiliki nilai historis karena di sinilah berada terowongan yang dulu dimaksudkan oleh pemerintah Belanda untuk saluran air, namun kemudian berubah fungsi untuk aktivitas militer. Terowongan ini kemudian terkenal dengan nama Gua Belanda.

Di sini juga terdapat gua peninggalan tentara Jepang yang letaknya tidak jauh dari Gua Belanda. Berdasarkan sejarahnya, gua ini dibangun tentara Jepang sebagai basis pertahanan militer saat mereka melakukan ekspansi ke Asia Tenggara. Di sini para serdadu Jepang menyimpan persenjataan dan amunisinya. Sepeninggal Jepang, gua ini tidak terurus sampai kemudian ditemukan pada tahun 1965. Selain itu, tempat menarik lainnya di kawasan taman hutan raya ini adalah Curug Dago, Curug Ciomas, dan Kolam Pakar.

Lokasi dan Rute Tahura
Ada beberapa rute untuk menempuh Tahura Djuanda, seperti dari Terminal Dago, Punclut, Cimenyan, dan Lembang. Disarankan Anda menempuhnya dari Terminal Dago karena jaraknya relatif lebih dekat, sekitar 2 km, dengan kondisi jalan yang cukup baik. Bila tidak membawa kendaraan sendiri, Anda bisa menumpang angkutan kota rute Dago-Caringin hingga Jl. Dago Pakar Barat. Kemudian melanjutkan perjalanan dengan naik ojek.

Peta lokasi Tahura lihat di sini.

-----------

Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS