Sumber: lumpiabasahmasmiun.com |
Di saat ia dagang
gorengan, terbetiklah ide untuk dagang lumpia basah. Maklum waktu itu di
Jatinangor, lumpia basah tengah digandrungi para mahasiswa. Apalagi
pangsa pasar mahasiswa dan masyarakat sekitar Jatinangor sangat terbuka
lebar untuk urusan kuliner murah meriah ini. Maka, ia pun belajar
membuat lumpia basah secara tutorial online dari Youtube dan Google.
Agar hasil olahannya beda dengan yang sudah ada, ia coba mengolah
racikan lumpia basah dengan aneka rasa.
Tekadnya
untuk dagang lumpia basah sudah bulat. Setelah dihitung-hitung, untuk
membangun usahanya ia butuh dana sekitar Rp. 6 jutaan untuk beli
bahan-bahan, gerobak, juga peralatan. Ia pun lalu memberanikan diri
pinjam ke temannya sebesar Rp. 2 juta dan sisanya Rp. 2 juta dari
tabungannya selama menjual gorengan. Kebutuhan 6 juta tersebut ternyata
kurang Rp. 2 juta lagi. Untuk menyiasati kekurangan tersebut, Nanda pun
nego dengan yang punya gerobak hingga akhirnya gerobak bisa dimilikinya.
Ia lalu mulai berjualan lumpia basah dengan harapan besar di
pikirannya: usahanya bisa berkembang pesat.
Namun
apa daya nasib berkata lain. Pada awal-awal ia merintis usaha, ternyata
usaha yang ia harapkan demi menyambung hidupnya sebagai mahasiswa.. eh
malah bangkrut! Rupanya lumpia basah bikinannya tersebut dari segi rasa
kurang diminati oleh para pembeli. Modal pun ludes ditambah teman yang
meminjaminya minta kembali uang modal. Di sinilah mental dan pikirannya
sebagai pengusaha diuji. Ia minta waktu pada temannya tersebut. Nanda
kemudian banting setir dengan jualan pakaian. Alhamdulillah, ia akhirnya
dari dagang baju dapat hasil Rp. 7 juta. Uang yang Rp. 5 juta ia
jadikan modal untuk berjualan lagi. Sisanya Rp. 2 juta ia kembalikan ke
temannya tersebut.
Inovasi Salah Satu Kunci Sukses Usaha
Ia
lalu mengevaluasi racikan lumpia basah yang pernah ia bikin. Ia mulai
meracik rasa-rasa baru yang cocok di lidah. Eksperimannya berhasil dan
usaha lumpia basahnya pun sedikit demi sedikit mulai diterima para
pembeli dan usahanya pun lambat laun berkembang. Ia terus belajar lagi
membuat racikan lumpia basah agar lebih enak dan variatif. Ia membuat
lumpia basah rendang, seafood, sosis, baso, spesial, dsb.
Usahanya
yang asalnya satu roda, ia bisa membuka 6 roda lain miliknya di
Jatinangor. Untuk memperkenalkan dagangannya, ia mengandalkan promosi
dari mulut ke mulut. Ia pun memanfaatkan media chatting di media online.
Hal itu sekaligus membuka pasar lumpia basah. Maklum tantangannya rasa
lumpia yang dia bikin, beda dengan rasa lumpia yang biasa dijual di
Bandung. Lama-lama lumpia basah Mas Miun jadi kuliner favorit para
mahasiswa dan masyarakat di
sekitar Jatinangor. Di kawasan pendidikan tersebut, gerai lumpia basah
miliknya ada di daerah Ciseke dan seputaran Fakultas Pertanian Unpad. *Tim liputan wisatabdg.com
Baca artikel terkait lainnya:
- Kisah Sukses Lumpia Basah Mas Miun: Ketika Kesulitan Biaya Kuliah Menjadi Berkah (1)
- Kisah Sukses Lumpia Basah Mas Miun: Ketika Kesulitan Biaya Kuliah Menjadi Berkah (3)
Baca artikel terkait lainnya:
- Kisah Sukses Lumpia Basah Mas Miun: Ketika Kesulitan Biaya Kuliah Menjadi Berkah (1)
- Kisah Sukses Lumpia Basah Mas Miun: Ketika Kesulitan Biaya Kuliah Menjadi Berkah (3)
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS