....
Nanda kemudian mengembangkan usaha miliknya dengan sistem waralaba (franchise). Ia menggunakan konsep mitra binaan. Sekarang waralaba lumpia basah Mas Miun sudah ada 25 cabang, antara lain di Cimahi, Subang, Cilame, Bumi Kencana Rancaekek, hingga di Tangerang. Sementara seiring perjalanan usaha, ia pun mengelola usaha dengan lebih profesional. Dalam hal ini, ia juga membuka peluang pemberdayaan usaha kerja sama dengan mahasiswa dan masyarakat.
Misalnya,
untuk bahan toge ia kerja sama dengan para petani toge di Desa Cileles,
Jatinangor (dekat Jembatan Cincin). Untuk kiriman toge dari Cileles,
Nanda mengaku per hari bisa sampai 25 kg. Di lain pihak, ia pun tak
segan untuk berbagi ilmu dan pengalamannya dalam mengembangkan usaha. Ia
kerap menjadi motivator dan mentor di berbagai seminar dan pelatihan
wirausaha. Sementara untuk visi dan misi ke depan, ia tengah menyiapkan
agar lumpia basah Mas Miun bisa ekspansi ke ranah nasional.
Sadar
bahwa banyak teman kuliahnya yang bernasib sama saat ia dulu awal-awal
jadi mahasiswa, ia pun menggelar program aksi sosial dengan tema "Jika
Aku Jadi Mas Miun". Program ini adalah kegiatan pemberian beasiswa
kepada mahasiswa tapi bukan bentuk uang namun modal usaha. Hingga kini,
sudah ada lebih dari 30 usaha yang dikelola mitra binaannya yang sudah
jalan. Semua menggunakan dana dana bergulir yang dikucurkan Nanda. Untuk
jenis usaha, para mitra binaam dari ragam produk, mulai yang jualan
keripik, fashion, dagang online, fastfood, usaha perlengkapan kebutuhan
mahasiswa, dsb.
Mitra
Binaan Mas Miun ini biasanya diberi dana awal antara Rp. 300.000,-
hingga Rp. 3 juta (bergantung jenis usaha). Nanda menuturkan, sampai
sekarang sudah habis sekitar Rp. 20 jutaan dan itu terus bergulir di
sesama para pelaku usaha binaannya. Artinya, uang pinjaman tersebut tak
pernah ia ambil kembali ke sakunya, namun ia gulirkan terus untuk
membuka munculnya peluang pelaku usaha lainnya. Para mitra tersebut,
sebelum terjun untuk usaha sendiri ia bimbing dan dievaluasi berkala
dalam belajar usaha hingga akhirnya dilepas untuk bisa membuka usaha
secara mandiri.
Para
pelaku usaha binaannya ada dari mahasiswa baru (maba), teman
seangkatan, senior, dan masyarakat umum yang biasanya ia kenal baik
lewat pola curhat. Kunci sebelum dilepas untuk usaha sendiri, Nanda
biasanya melakukan tes mental usaha dengan memberi produk kepada sang
calon pelaku usaha untuk berjualan. Upaya pemberdayaan usaha dengan pola
tersebut rupanya cukup efektif. Terbukti sekarang banyak mitra
binaannya yang sudah berkembang usahanya. Bukan hanya di kawasan
Jatinangor namun juga sudah berkembang hingga ke daerah-daerah lain di
luar Jatinangor. *Tim liputan wisatabdg.com
Baca artikel terkait lainnya:
- Kisah Sukses Lumpia Basah Mas Miun: Ketika Kesulitan Biaya Kuliah Menjadi Berkah (1)
- Kisah Sukses Lumpia Basah Mas Miun: Ketika Kesulitan Biaya Kuliah Menjadi Berkah (2)
Baca artikel terkait lainnya:
- Kisah Sukses Lumpia Basah Mas Miun: Ketika Kesulitan Biaya Kuliah Menjadi Berkah (1)
- Kisah Sukses Lumpia Basah Mas Miun: Ketika Kesulitan Biaya Kuliah Menjadi Berkah (2)
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS