Kalimat perintah adalah kalimat yang mengandung perintah atau permintaan agar orang lain melakukan suatu hal yang diinginkan oleh orang yang memerintah. Suatu perintah dapat ditafsirkan sebagai hal mengizinkan seseorang untuk mengerjakan sesuatu, atau menyatakan syarat untuk terjadinya sesuatu, malahan sampai kepada tafsiran (konotasi) ejekan atau sindiran. Perintah dapat pula berbalik dari menyuruh berbuat sesuatu menjadi mencegah atau melarang berbuat sesuatu. Makna mana yang didukung oleh kalimat perintah tersebut, tergantung pula dari situasi yang dimasukinya. Berbeda dengan kalimat deklaratif dan kalimat tanya, kalimat perintah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
- menggunakan intonasi keras, terutama perintah biasa dan larangan
- kata kerja yang mendukung isi perintah itu biasanya kata dasar
- kalimat biasa diakhiri dengan tanda seru (!)
Dalam bahasa Sunda ada beragam cara untuk membentuk kalimat perintah, antara lain:
1. Menggunakan kata kerja kata dasar.
Contoh:
- Cokot! (ambi!)
- Balik ayeuna kénéh! (Pulang sekarang juga!)
2. Menggunakan kata kerja imperatif, yaitu kata kerja yang memiliki arti 'menyuruh supaya'. Dalam bahasa Sunda, diantaranya mempunyai ciri menggunakan akhiran -an, -keun, atau gabungan pang- + -keun.
Contoh:
- Bungbuan asakanna! (Bumbui masakannya!)
- Kawinkeun wé! (Nikahkan saja!)
- Pangnanyakeun ka manéhna! (Tolong tanyakan kepadanya!)
3. Menggunakan kata pengantar kerja.
Contoh:
- Pék terangkeun ku manéh supaya nu lain ngarti! (Jelaskan olehmu supaya yang lain mengerti!)
- Prak pigawé! (Ayo mulai kerjakan!)
4. Menggunakan kata gabungan kata lain geura.
Contoh:
- Lain geura dahar nya, bisi beunang panyakit maag! (Bukannya segera makan, takut nanti terkena penyakit maag!)
5. Kalimat perintah juga dapat disampaikan melalui perantara (orang kesatu ke orang ketiga, melalaui orang kedua), biasa menggunakan kata kituh atau kituhnya.
Contoh:
- Béré nyaho si Asép, geura bayar hutang kituh! (Tolong beritahu si Asep, cepat bayar utangnya!)
- Ka Néng Tini, ulah bogoh ka si Udin kituh nya! (Ke Neng Tini, tolong kasih tahu jangan suka ke si Udin!)
6. Dalam bahasa Sunda, kalimat perintah juga disesuaikan dengan undak-usuk basa, dalam hal ini ada kalimat perintah lebih halus (misalnya kepada yang lebih tua, lebih dihormati, tamu, dsb.)
Contoh:
- Mangga calik! (Silakan duduk!)
- Punten, pangyandakkeun artos di lebet kantong! (Maaf, tolong ambilkan uang di dalam tas!)
7. Ada juga kalimat perintah agar orang lain tidak melakukan pekerjaan (larangan). Kalimat ini biasanya menggunakan kata: ulah, entong, teu meunang (dalam bahasa Indonesia = jangan).
Contoh:
- Ulah ngulinkeun awéwé, bisi meunang karma! (Jangan mempermainkan perempuan, nanti kena karma!)
- Entong ulin peuting, bisi asup angin! (Jangan main malam-malam, nanti masuk angin!)
- Mun keur ujian teu meunang gandéng! (Kalau sedang ujian, dilarang ribut!)
- menggunakan intonasi keras, terutama perintah biasa dan larangan
- kata kerja yang mendukung isi perintah itu biasanya kata dasar
- kalimat biasa diakhiri dengan tanda seru (!)
Dalam bahasa Sunda ada beragam cara untuk membentuk kalimat perintah, antara lain:
1. Menggunakan kata kerja kata dasar.
Contoh:
- Cokot! (ambi!)
- Balik ayeuna kénéh! (Pulang sekarang juga!)
2. Menggunakan kata kerja imperatif, yaitu kata kerja yang memiliki arti 'menyuruh supaya'. Dalam bahasa Sunda, diantaranya mempunyai ciri menggunakan akhiran -an, -keun, atau gabungan pang- + -keun.
Contoh:
- Bungbuan asakanna! (Bumbui masakannya!)
- Kawinkeun wé! (Nikahkan saja!)
- Pangnanyakeun ka manéhna! (Tolong tanyakan kepadanya!)
3. Menggunakan kata pengantar kerja.
Contoh:
- Pék terangkeun ku manéh supaya nu lain ngarti! (Jelaskan olehmu supaya yang lain mengerti!)
- Prak pigawé! (Ayo mulai kerjakan!)
4. Menggunakan kata gabungan kata lain geura.
Contoh:
- Lain geura dahar nya, bisi beunang panyakit maag! (Bukannya segera makan, takut nanti terkena penyakit maag!)
5. Kalimat perintah juga dapat disampaikan melalui perantara (orang kesatu ke orang ketiga, melalaui orang kedua), biasa menggunakan kata kituh atau kituhnya.
Contoh:
- Béré nyaho si Asép, geura bayar hutang kituh! (Tolong beritahu si Asep, cepat bayar utangnya!)
- Ka Néng Tini, ulah bogoh ka si Udin kituh nya! (Ke Neng Tini, tolong kasih tahu jangan suka ke si Udin!)
6. Dalam bahasa Sunda, kalimat perintah juga disesuaikan dengan undak-usuk basa, dalam hal ini ada kalimat perintah lebih halus (misalnya kepada yang lebih tua, lebih dihormati, tamu, dsb.)
Contoh:
- Mangga calik! (Silakan duduk!)
- Punten, pangyandakkeun artos di lebet kantong! (Maaf, tolong ambilkan uang di dalam tas!)
7. Ada juga kalimat perintah agar orang lain tidak melakukan pekerjaan (larangan). Kalimat ini biasanya menggunakan kata: ulah, entong, teu meunang (dalam bahasa Indonesia = jangan).
Contoh:
- Ulah ngulinkeun awéwé, bisi meunang karma! (Jangan mempermainkan perempuan, nanti kena karma!)
- Entong ulin peuting, bisi asup angin! (Jangan main malam-malam, nanti masuk angin!)
- Mun keur ujian teu meunang gandéng! (Kalau sedang ujian, dilarang ribut!)
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS