Bubur ayam biasa kita nikmati sebagai sarapan pagi atau untuk disantap sore atau malam hari. Di Bandung sudah lama dikenal bubur ayam Mang Haji Oyo, atau biasa dikenal juga dengan bubur ayam Mang H. Oyo Tea. Bubur Mang H. Oyo dikenal sebagai rasanya yang lezar juga kekentalan buburnya. Kekentalan bubur Mang H. Oyo, jika piringnya kita balik, bubur ayam ini tidak akan tumpah. Mang H. Oyo sendiri suka mendemokan untuk membuktikan bahwa bubur racikannya memang sangat kental. Bubur yang kental ini memang lebih mengenyangkan dibanding bubur lain (yang lebih encer).
Awalnya bubur ayam resep Mang H. Oyo ini terletak di Jalan H. Wasyid depan RS Sartika Asih (dekat Sekolah PGII). Alamat sekarang berada di Jln. Taman Sari 118/56, Bandung. Bubur Namun sekarang, cabang bubur Mang H. Oyo sudah bisa ditemui hampir merata di Kota Bandung ini, malah sudah sampai luar Bandung segala. Bicara mengenai bahan buburnya sendiri, bubur Mang H. Oyo berasal dari beras hasil sawah pribadi yang berada di Majalengka. Beliau memiliki sawah seluas 2 hektar. Mang H. Oyo mempunyai prinsip jika beras bukan dari Majalengka, konon bubur akan menjadi lebih encer.
Awalnya bubur ayam resep Mang H. Oyo ini terletak di Jalan H. Wasyid depan RS Sartika Asih (dekat Sekolah PGII). Alamat sekarang berada di Jln. Taman Sari 118/56, Bandung. Bubur Namun sekarang, cabang bubur Mang H. Oyo sudah bisa ditemui hampir merata di Kota Bandung ini, malah sudah sampai luar Bandung segala. Bicara mengenai bahan buburnya sendiri, bubur Mang H. Oyo berasal dari beras hasil sawah pribadi yang berada di Majalengka. Beliau memiliki sawah seluas 2 hektar. Mang H. Oyo mempunyai prinsip jika beras bukan dari Majalengka, konon bubur akan menjadi lebih encer.
Mang Oyo adalah enterpreneur sejati. Ia hanyalah seorang lelaki yang menempuh pendidikan sekolah rakyat (SR). Dari Majalengka, ia pindah ke Bandung dengan usaha awal berjualan minyak tanah.. Ia mencoba untuk berjualan bubur lemu (bubur sumsum). Pada tahun 1976-an, Mang Oyo mencoba peruntungan dengan berdagang bubur ayam. Sejak 1989, bubur ayam andalannyadikenal dengan bubur ayam kental. Saat itu, memang sedang ada program dari pemerintah Orba, “memasyarakatkan olahraga, mengolahragakan masyarakat”.
Dari situ Mang Oyo mempunyai ide untuk berjualan bubur ayam, karena biasa orang yang habis berolah raga pagi, sangat cocok untuk menyantap bubur. Berbagai pilihan "topping" pun diberi istilah-istilah unik, sebut saja Atel (Ayam Telor), Atelpin (Ayam Telor Pindang), Apel (Ati Ampela), Ayat (Ayam Ati), Acak (Ayam Cakue), Ganja (Seledri), dan Krikil (Kacang Kedele).
Dari situ Mang Oyo mempunyai ide untuk berjualan bubur ayam, karena biasa orang yang habis berolah raga pagi, sangat cocok untuk menyantap bubur. Berbagai pilihan "topping" pun diberi istilah-istilah unik, sebut saja Atel (Ayam Telor), Atelpin (Ayam Telor Pindang), Apel (Ati Ampela), Ayat (Ayam Ati), Acak (Ayam Cakue), Ganja (Seledri), dan Krikil (Kacang Kedele).
Dalam proses pembuatan bubur,
setelah beras dicuci, lalu dicampur kaldu ayam serta bumbu dan diaduk
hingga matang dalam dandang. Pengadukan biasanya dimulai pukul 02.00
dinihari. Tidaklah mengherankan, rasa bubur polos dari Bubur ayam Mang
H. Oyo ini tetap lezat. Bubur Ayam Mang H. Oyo ini cukup legendaris dan
memiliki pelanggan setia, sehingga banyak orang yang mulai mencatut
namanya agar ikutan laris. Oleh sebab itu, Mang H. Oyo merasa perlu
untuk menuliskan cabang-cabang asli dari bubur ayamnya ini yaitu di:
- Jln Ir. H.Djuanda (Dago, samping Kartika Sari) Bandung.
- Jln. Sulanjana 30 Bandung
- Jln. Gelapnyawang, (depan villa merah ITB) Bandung.
- Jln. Surya Soemantri, (Maranatha) Bandung.
- Jln. Surapati 63 Bandung.
- Jln Ir. H.Djuanda (Dago, samping Kartika Sari) Bandung.
- Jln. Sulanjana 30 Bandung
- Jln. Gelapnyawang, (depan villa merah ITB) Bandung.
- Jln. Surya Soemantri, (Maranatha) Bandung.
- Jln. Surapati 63 Bandung.
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS