Untuk lebih mengenal kosakata dalam bahasa Sunda, keterampilan Anda bisa "dipancing" dengan nama-nama benda yang ada di sekitar. Salah satunya dengan mengenal perabotan dan alat rumah tangga. Ini merupakan salah satu trik jitu, karena dengan melihat suatu benda yang ada di rumah akan lebih cepat hafal dibanding dengan hanya imajiner. Peralatan dan perabotan rumah tangga ini hampir setiap hari kita lihat dan itu akan membuat ingatan kita semakin kuat dalam mengenal nama yang digunakan untuk menyebut nama barang atau benda tersebut.
Untuk nama benda perabotan dan perlengkapan dalam bahasa Sunda sebenarnya ada ciri khas tersendiri. Ini didasarkan peralatan dan perabotan rumah tangga dalam bahasa Sunda sebenarnya menyimpan kekayaan tersendiri. Mengapa demikian? Dalam pola hidup sosial-kemasyarakatan orang Sunda penciptaan perabotan dan peralatan rumah tangga banyak yang dibuat dengan cara tradisional. Apalagi unsur alam sangat mempengaruhi proses penciptaan sebuah barang peralatan dan perabotan yang digunakan dalam masyarakat, misalnya barang berbahan dari bambu atau dari kayu. Namun penggunaan barang-barang tradisional ini kian hari jarang digunakan. Inilah imbas dari hadirnya peralatan dan perabotan modern yang lebih simpel dan tentunya sesuai dengan tuntutan zaman.
Misalnya dulu masyarakat Sunda banyak menggunakan peralatan tradisional untuk penunjang di dapur. Untuk memasak digunakan tungku perapian yang disebut hawu. Benda yang dikenal dengan anglo ini dibuat dari lumpur yang dikeringkan dengan bentuk ada yang satu lubang dan dua lubang. Untuk bahan bakarnya menggunakan suluh atau kayu bakar. Adapun untuk menyalakan perapian digunakan peniup khusus dari bambu yang dikenal dengan songsong.
Hasil dari perapian menghasilkan lebu atau abu. Lebu ini biasa dimanfaatkan untuk mencuci perabotan, seperti piring, sendok, garpu, dsb. Untuk memasak nasi digunakan seeng atau dandang, dimana setengah diisi air dan setengahnya untuk menanak nasi. Biasa juga menggunakan langseng. Untuk menanak nasi digunakan aseupan atau kukusan, dimana sekarang biasa dipakai saat membuat nasi kuning. Ada juga hihid atau kipas dari anyaman bambu yang digunakan untuk mendinginkan nasi yang diaduk menggunakan pangarih, pengaduk yang dibuat dari bahan kayu.
Hasil dari perapian menghasilkan lebu atau abu. Lebu ini biasa dimanfaatkan untuk mencuci perabotan, seperti piring, sendok, garpu, dsb. Untuk memasak nasi digunakan seeng atau dandang, dimana setengah diisi air dan setengahnya untuk menanak nasi. Biasa juga menggunakan langseng. Untuk menanak nasi digunakan aseupan atau kukusan, dimana sekarang biasa dipakai saat membuat nasi kuning. Ada juga hihid atau kipas dari anyaman bambu yang digunakan untuk mendinginkan nasi yang diaduk menggunakan pangarih, pengaduk yang dibuat dari bahan kayu.
Mungkin untuk zaman sekarang alat-alat tersebut jarang digunakan, kecuali mungkin masih ada di kampung-kampung. Untuk zaman sekarang, kita bisa mengenal nama-nama perabotan dan peralatan yang digunakan dalam era modern. Untuk penamaannya tidak beda jauh dengan penamaan yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Berikut nama-nama perabotan dan peralatan dalam bahasa Sunda.
- Séndok
- Garpuh = garpu
- Gelas
- Panci
- Korsi = kursi
- Elap = kain lap
- Tatakan = tatakan, untuk alas gelas
- Talenan = talenan, untuk alas memotong bumbu
- Rantang
- Bogem = rantang yang lebih besar
- Asbak
- Popoéan = jemuran
- Lomari = lemari
- Péso = pisau
- Bantal
- Guguling = guling
- Eunteung = kaca cermin
- Simbut = selimut
- Méja
- Kulkas/Lomari és = kulkas
- Lampu
- Sabun
- Odol = pasta gigi
- Mangkok
- Émbér
- Jolang = biasa dipakai untuk memandikan bayi
- Kamocéng = kemoceng
- Coét = ulekan, cobek
- Mutu = pengulek
- Sapu
- Taplak
- Parud = parutan
- Térmos
- Toplés
- Téko
- Siwur/gayung
- Anduk = handuk
- Katél = wajan
- Kompor
- Gunting
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS