Destinasi Wisata Baru, Kawah Kamojang Lewat Jalur Lingkar Cukang Monteng




Cukang Monteng Kamojang Hill Bridge

Bagi para petualang yang senang touring, kawasan wisata di perbatasan Kab. Bandung dan Garut ini bakal jadi magnet baru. Kawasan Kawah Kamojang sejak dulu memang dikenal sebagai tujuan wisata. Namun, jalur ke kawasan ini yang sangat menantang jadi masalah tersendiri.

Namun kini, jalur wisata ke kawasan Ibun, Kab. Bandung ini sudah dibenahi dengan hadirnya jalur tembus yang dikenal jalur lingkar Cukang Monteng.  Jadi, para pengendara tak perlu lagi melewati jalur tanjakan yang cukup yang dianggap paling mematikan yakni tanjakan “Monteng". Berhubung kondisi treknya yang menantang tersebut, para pengendara dimohon HATI-HATI saat melewati jalur ini. Dalam hal ini, menyangkut kondisi kendaraan yang prima juga pengendara yang harus konsentrasi serta menjalankan kendaraan dengan penuh perhitungan.

Tanjakan Monteng, sebuah tanjakan dengan belokan tajam di kawasan Desa Tiis Dingin, Kec. Ibun, Kab. Bandung. Sepanjang perjalanan, banyak pemandangan alam nan indah yang sayang jika tidak diabadikan dengan kamera. Untuk lebih mempromosikan kawasan ini, pada 17 - 20 Maret 2016 digelar Kamojang Hill Photography Festival Competition 2016. Kegiatan yang sekaligus memperingati momentum hari jadi Kab. Bandung ini diikuti 100 fotografer.

Seiring dengan selesainya pembangunan jalan tembus ini, kawasan ini pun kini menjadi magnet baru. Terlihat dari trending di media sosial banyak yang mengabadikan jalur dan jembatan Cukang Monteng ini. Daya tarik lainnya yang disuguhkan di kawasan ini yakni dengan hadirnya taman luas yang akan menjadi tujuan wisata baru. Taman ini akan menambah keindahan sekitaran lokasi jembatan dengan adanya hiasan-hiasan ala Sunda, salah satunya hiasan kujang. Jalan lingkar dan jembatan ini rencananya diresmikan pada April 2016.

Jalur Menuju Cukang Monteng/Kawah Kamojang
Jalur Cukang Monteng yang melintasi kawasan Perhutani itu sepanjang 1,5 km atau kurang dari 5 hektare pemanfaatan lahannya. Dari total panjang jalan 2.440 meter, 900 meter diantaranya merupakan lahan milik warga yang telah dibebaskan, dan terdapat 1.200 meter milik Perhutani. Awalnya, direncanakan di tengah jembatan akan dibangun lift yang digunakan untuk kepentingan pariwisata. Namun, pembangunan lift direkomendasikan tidak jadi dibangun dan ada kemungkinan lokasinya dialihkan.

Sedangkan untuk menuju kawasan ini, kita bisa melewati jalur:
1. Keluar Tol Cileunyi - Rancaekek - Cicalengka - Garut - Samarang.
2. Keluar Tol. Cileunyi - Rancaekek - Majalaya, Paseh - Ibun - Kamojang.
3. Keluar Tol Moh. Toha/Tol Buah Batu - Baleendah - Ciparay -Majalaya - Paseh - Kamojang.

Jalur alternatif ke-3 biasa menjadi pilihan. Jalan tembus Kamojang di Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung ini biasa juga digunakan sebagai jalur alternatif saat mudik Lebaran, selain jalur Jalan Cijapati. Jalur Cukang Monteng tembus Kamojang sepanjang 2,4 km di Desa Laksana, Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung. Ini  merupakan proyek prestisiun dan berbiaya termahal di Kabupaten Bandung. Biaya pembangunannya memakai biaya APBD murni sebanyak 81 Miliar. Sedangkan pada 2017 akan dilakukan pengerjaan tahap kedua yakni pelebaran jalan.

Kini, jalur ini pun menyajikan pemandangan baru dengan hadirnya jembatan berwarna kuning yang diberi nama "Kamojang Hill Brigde". Pemkab. Bandung pun menggelontorkan anggaran Rp 15 miliar untuk pembetonan jalan lain di jalur Jalan Omma Anggawisastra, Kec. Ibun tembus ke Majalaya.

Kawasan Wisata Kawah Kamojang
Kawasan wisata ilmiah, geothermal, dan air panas ini letaknya dekat Garut, namun secara administratif Kawah Kamojang berada di wilayah Kecamatan Ibun, kabupaten Bandung. Dengan ketinggian 1750 m di atas permukaan laut (Mdpl), Kawah Kamojang kerap menjadi tujuan wisata. Letaknya sendiri di punggung Gunung Guntur (Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut).

Lokasi wisaa di kawah gunung berapi yang masih aktif ini menyajikan pula pemandangan alam nan indah. Kawah Kamojang merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dimana PT. Pertamina dan PT. Indonesia Power sebagai pengelolanya. Energi panas bumi di sini pertama kali diketahui oleh warga kebangsaan Belanda, JB Van Dijk pada tahun 1918. Dan energi panasa bumi ini oleh pemerintah Indonesia dikelola secara komersial pada 1983.

Di sini ada Kawah Hujan, Kawah Kereta Api, Kawah Nirwana, Kawah Manuk, Kawah Cibuliran serta Kawah Kamojang. Dari kawah yang ada, kawah yang paling banyak dikunjungi Kawah Hujan dan Kawah Kereta Api/geyser. Dengan membayar tiket masuk Rp. 5000, di sini Anda bisa mandi sauna dengan air panas alami.

-----------

Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS