Toko Komik Maranatha, Bertahan di Tengah Gempuran Zaman




Komik pernah booming di Indonesia. Munculnya nama komikus seperti RA Kosasih pernah merajai jagat karya penerbitan ini. Bapak Komik Indonesia yang meninggal pada usia 93 tahun di Jakarta ini telah menghasilkan karya komik pewayangan yang diangkat dari kisah Mahabarata dan Ramayana dengan "rasa" Indonesia. Komik pertama yang muncul dalam dunia penerbitan adalah komik Sri Asih. Tokoh Sri Asih dikarakterkan sebagai superhero perempuan berkostum wayang (seperti kostum wayang golek tokoh perempuan).

Sri Asih memakai kain kebaya dan kemben, rambutnya panjang dengan mata besar, bermahkota giwang dan manik di dahi. Sri Asih sosok yang jago berkelahi, bertenaga kuat, dan bisa terbang. Itulah awal perkembangan komik di Indonesia. Bicara pembuat komik, juga tak bisa dilepaskan dari sistem distribusi atau penjual komik. Dan di Bandung, dulu pernah terkenal toko buku Maranatha yang (salah satunya) menjual komik-komik karya RA Kosasih ini.Setelah Sri Asih, RA Kosasih membuat komik Siti Gahara dengan musuhnya Nenek Sihir.

Adalah Marcus Hadi dan istrinya, Herlina yang membangun toko plus percetakan sederhana di Jalan Ciateul (sekarang Jalan Ibu Inggit Garnasih) persis dekat antara Terminal Kebon Kalapa dan Jalan Pungkur/pertigaan Jalan Sawah Kurung. Toko yang sekarang berada di jalan dengan lebih dikenal sebagai pusat motor bekas ini, kerap didatangi pecinta komik dari berbagai daerah. Namun, seiring "gempuran" komik dari luar negeri, toko ini pun perlahan meredup keberadaannya.

Usaha ini dirintis sejak tahun 1971. Selain karya RA Kosasih, komik yang dulu laku dijual di sini adalah cerita Si Buta dari Goa Hantu karya Yan Mintaraga. Juga ada komik Gareng dan Petruk. Di sini juga dijual buku cerita silat karangan Asmaraman Sukowati atau lebih dikenal dengan nama Koo Ping Hoo. Selain itu, ada juga komik-komik fantastik seperti Laba-Laba Merah.

Sosok sang pendiri toko komik Maranatha, Marcus, waktu mudanya seorang penggemar komik. Koleksinya mencapai ratusan buku dan tersimpan dalam peti khusus. Komik-komik itu dijual karena sudah tak dibaca lagi.  Dengan modal komik-komik itu, ia pun membuka usaha toko buku Maranatha. Oleh karena dia pun gemar menggambar, satu per satu komikus datang menawarkan karya mereka. Salah satu di antaranya RA Kosasih.

Pada era itu, toko Maranatha menjadi kiblat bagi perkembangan komik Indonesia. Komik yang dijual di sini beragam dan lebih kaya akan unsur lokalitas karya-karya komikus Indonesia. Sampai akhir hayatnya, Marcus menjadi andalan para komikus untuk menerbitkan komiknya di sini.

Bagamaina dengan kondisi sekarang? Toko Maranatha kini menjadi toko yang harus rela "berbagi kehidupan" dengan usaha lain. Sebagian lahan toko disewakan oleh istri Marcus. Herlina dan keluarga memilih realistis untuk bertahan pada kehidupan zaman sekarang. Dimana komik-komik lokal yang dulu jaya, sekarang terlah dibombardir oleh komik impor, terutama komik Jepang dan Amerika. Apalagi beberapa komikus asli Indonesia ini satu per satu meninggal.

Tercatat nama komikus A Kosasih, Oerip, Herimintarja dan U’syah telah bekerja sama menerbitkan komik di Maranatha. Saat ini Maranatha menyuplai komik-komiknya ke Kuningan (di Pasar Festival), Plaza Semanggi, Serpong (Annelida), juga mengirim ke Surabaya, Bali, hingga ke Jogjakarta yang terdapat di Indah Agency, Shopping Centre.

Namun walau kondisi tidak seramai dulu, pecinta dan kolektor komik sampai sekarang masih ada yang menyambangi toko komik dari Kota Kembang ini. Mungkin termasuk Anda? Jika Anda ingin mengoleksi komik-komik jadoel atau recycle yang khas Indonesia, Anda bisa membeli komik di sini.

-----------

Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS