Senin, 31 Maret 2014, dunia seni budaya Sunda dikejutkan dengan informasi meninggalnya dalang wayang golek Sunda, Asep Sunandar Sunarya. Informasi itu menyebar di dunia jejaring sosial begitu cepat dan masyarakat pun seakan tak percaya atas kepergiannya. Dalang kahot ini adalah legenda tersendiri bagi dunia pewayangan Tatar Sunda dan juga Indonesia. Sang profesor ini telah mematrikan jejak dunia pedalangan modern yang dicintai oleh urang Sunda.
Dinasti Abah Sunarya
Bukan itu saja, salah satu keturunan dinasti Abah Sunarya ini mampu menghadirkan seni bercerita kepada masyarakat dengan kelihaiannya mengubah-ubah suara tokoh wayang dan tentunya keprigelan beliau dalam memainkan aneka karakter wayang di atas panggung. Asep Sunarya dikabarkan meninggal pukul 14.20 WIB dalam perjalanan menuju RS Al Ihsan, Kabupaten Bandung yang diduga akibat komplikasi penyakit yang dideritanya. Karena penyakitnya, awal tahun 2013 ia pernah dirawat di rumah sakit.
Dalang yang terkenal dengan acara Asep Show di salah satu televisi swasta ini mampu menyajikan cerita pewayangan secara sempurna, namun juga ia kerap menghadirkan selipan bodor-bodor si Cepot, Dawala, Gareng, dan para Buta (raksasa) selalu mengocok perut penonton. Belum lagi, pertunjukannya yang kerap berkolaborasi dengan para pelawak Sunda makin membuat kehadiran si Cepot dan kawan-kawan membuat penikmatnya terpingkal-pingkal. Sebut saja nama Nyi Ijem, Asep Truna, Ohang, Kang Ibing, Jenong, dan kawan-kawan yang kerap berkolaborasi dalam pertunjukan wayang goleknya.
Begitu pula tema yang disajikan tidak selalu kisah pewayangan murni, seperti kisah Mahabharata dan Ramayana tetapi Bah Asep (biasa kerap ia dipanggil) bisa menampilkan edisi dakwah dalam pementasannya. Pertunjukannya pun bukan dalam lingkup lokal saja, namun sudah merambah ke berbagai negara.
Begitu pula tema yang disajikan tidak selalu kisah pewayangan murni, seperti kisah Mahabharata dan Ramayana tetapi Bah Asep (biasa kerap ia dipanggil) bisa menampilkan edisi dakwah dalam pementasannya. Pertunjukannya pun bukan dalam lingkup lokal saja, namun sudah merambah ke berbagai negara.
Biografi Asep Sunandar Sunarya
Siapakah Dalang terkenal dari daerah Jelekong Kab. Bandung ini? Nama lengkapnya Asep Sunandar Sunarya dilahirkan pada tanggal 3 September 1955 merupakan putra ke-7 dari 13 bersaudara putera-puteri Ki Dalang legendaris Abah Sunarya dengan Ibu Cucun Jubaedah. Abah Sunarya merupakan pemilik sekaligus pendiri Perkumpulan Seni Wayang Golek Giri Harja. Selain Asep Sunandar Sunarya, anak Abah Sunarya lainnya yang berprofesi sebagai dalang adalah Ade Kosasih Sunarya, Iden Subasrana Sunarya, Ugan Sunagar Sunarya, Agus Muharam dan Imik Sunarya. Selengkapnya ketiga belas anak Abah Sunarya adalah:
1. Suherman Sunarya
2. Ade Kosasih Sunarya
3.Miktarsih Sunarya
4. Otah Saodah Sunarya
5. Ilis Sunarya
6. Nanih Sunarya
7. Asep Sunandar Sunarya (Sukana)
8.Imas Sunarya
9. Iden Subrasana Sunarya
10. Nunuk Sunarya
11. Permanik Sunarya
12. Ugan Sunagar Sunarya
13. Agus Sunarya
Asep Sunandar Sunarya yang memiliki nama kecil Sukana dalam perilaku kesehariannya sejak duduk di bangku SD sudah menampakan sosok pribadi yang kreatif dan dinamis dalam bergaul dengan sesama teman-temannya. Selesai mengenyam pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1968, Asep melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada masa-masa itu konsentrasi belajarnya banyak terganggu oleh hobinya mendalami ilmu pedalangan sampai lulus SMP tahun 1971.
Tekadnya untuk segera bisa mendalang termotivasi oleh ayahnya Abah Sunarya dan kakaknya Ade Kosasih Sunarya serta pamannya Lili Adi Sunarya. Selain itu juga Asep Sunandar Sunarya menimba ilmu pedalangan dengan belajar pada dalang Cecep Supriadi, dalang kondang dari Karawang.
2. Ade Kosasih Sunarya
3.Miktarsih Sunarya
4. Otah Saodah Sunarya
5. Ilis Sunarya
6. Nanih Sunarya
7. Asep Sunandar Sunarya (Sukana)
8.Imas Sunarya
9. Iden Subrasana Sunarya
10. Nunuk Sunarya
11. Permanik Sunarya
12. Ugan Sunagar Sunarya
13. Agus Sunarya
Asep Sunandar Sunarya yang memiliki nama kecil Sukana dalam perilaku kesehariannya sejak duduk di bangku SD sudah menampakan sosok pribadi yang kreatif dan dinamis dalam bergaul dengan sesama teman-temannya. Selesai mengenyam pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1968, Asep melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada masa-masa itu konsentrasi belajarnya banyak terganggu oleh hobinya mendalami ilmu pedalangan sampai lulus SMP tahun 1971.
Tekadnya untuk segera bisa mendalang termotivasi oleh ayahnya Abah Sunarya dan kakaknya Ade Kosasih Sunarya serta pamannya Lili Adi Sunarya. Selain itu juga Asep Sunandar Sunarya menimba ilmu pedalangan dengan belajar pada dalang Cecep Supriadi, dalang kondang dari Karawang.
Padepokan Giri Harja
Asep Sunandar Sunarya dengan cara bersungguh-sungguh mengikuti Penataran Dalang yang diselenggarakan RRI Bandung pada tahun 1972 dan tercatat sebagai Lulusan Terbaik. Padepokan Giri Harja pada tahun 1987 diresmikan sebagai Pusat Belajar Seni Pedalangan oleh Menteri Penerangan RI yang pada saat itu dijabat Harmoko. Keberadaan Padepokan Giri Harja sangat berpengaruh terhadap prestasi, kreasi dan motivasi Ki Dalang Asep Sunandar Sunarya sebagai Dalang Wayang Golek Kontemporer.
Pengalaman serta prestasi yang telah diraihnya diantaranya sebagai Juara Dalang Pinilih I Jawa Barat pada Binojakrama Padalangan di Bandung tahun 1978 dan tahun 1982. Sedangkan pada tahun 1985 Asep terpilih menjadi Dalang Juara Umum tingkat Jawa Barat dan memboyong Bokor Kancana.
Pengalaman Asep Sunandar Sunarya melakukan muhibah ke luar negeri tercatat pada tahun 1986 sebagai Duta Kesenian ke Amerika Serikat. Tahun 1993 Institut International De La Marionnete di Charleville Prancis meminta Asep Sunandar Sunarya sebagai Dosen Luar Biasa selama 2 bulan serta diberi gelar Profesor oleh Masyarakat Akademis Prancis. Terakhir pada tahun 1994 Asep melakukan pentas keliling negara-negara di kawasan Eropa.
Kehadiran Tokoh Dalang sekaliber Asep Sunandar Sunarya telah memberikan kontribusi bagi seni pedalangan khususnya Wayang Golek sebagai warisan seni dan budaya milik masyarakat Jawa Barat. Konsep serta kreativitas pertunjukan Wayang Golek Ki Dalang Asep Sunandar Sunarya telah memberikan warna dan gaya tersendiri.
Gaya pertunjukan Wayang Golek Ki Dalang Asep Sunandar Sunarya merupakan nuansa baru yang muncul di lingkungan Dinasti Sunarya. Hal yang paling menarik dan meruapakan ciri khas Ki Dalang Asep Sunandar Sunarya ini adalah kepiawaiannya dalam mengolah gerak atau sabetan wayang dengan tampilan humor atau banyolan yang sentimentil, luwes dan segar.
Mengenai pegangannya pada Pakem Wayang dikaitkan dengan kreasinya yang disebut orang kontemporer seperti pada pertunjukkan wayang ketika dipukul kepalanya dapat mengeluarkan darah atau perkelahian antara Si Cepot dengan lawannya sampai "Buta" atau ketika lawannya mengeluarkan "mie", Kang Asep mengemukakan bahwa hal itu tidaklah keluar dari pakem. Hal ini hanyalah merupakan suatu upaya visualisasi dengan cara memvisualkan cerita dalang-dalang terdahulu.
Penghargaan
1978: Asep Sunandar Sunarya berhasil menyandang juara Dalang Pinilih I tingkat Jawa Barat pada Binojakrama padalangan di Bandung. selang empat tahun kemudian yakni ditahun 1982, terpilih kembali menjadi juara pinilih I lagi di Bandung. sejak 1982-1985 Asep Sunandar Sunarya rekaman kaset oleh SP Record, dan Wisnu Record. Dan pada tahun 1985, ia dinobatkan sebagai Dalang Juara UMUM tingkat Jawa Barat pada Binojakrama Padalangan di Subang, dan ia berhak memboyong Bokor Kencana sebagai lambang supremasi padalangan Sunda Jawa Barat.
1986: Asep Sunandar Sunarya mendapat mandat dari pemerintah sebagai duta kesenian, untuk terbang ke Amerika Serikat. Pada tahun yang sama, 1986, Dian Record mulai merekam karya-karya Asep Sunandar dalam bentuk kaset pita.
1993: Asep Sunandar Sunarya diminta oleh Institut International De La Marionnette di Charleville, Prancis, sebagai dosen luar biasa selama dua bulan, dan diberi gelar profesor oleh masyarakat akademis Perancis.
1994: Asep Sunandar Sunarya mulai pentas di luar negeri, antara lain di; Inggris, Belanda, Swiss, Perancis, dan Belgia, setelah itu, yakni 1995, ia ,mendapat penghargaan bintang Satya Lencana Kebudayaan. Hingga sekarang, tidak kurang dari 100 album rekaman (termasuk bobodoran) yang sudah dihasilkan Asep Sunandar Sunarya. bahkan salah satu station tv swasta juga pernah membuat program khusus Asep berjudul Asep Show.
Profil Asep Sunandar Sunarya
Alamat : Giri Harja RT 01/01 Kel. Jelekong Kec. Baleendah Kab. Bandung
1962 – 1968 : SD Cangkring
1968 – 1971 : SMP Pasigaran
1975 – sekarang: dalam waktu setahun minimal mengadakan 120 kali pertunjukan, malah dari 1976 sampai 1987 pernah mengisi pertunjukan wayang golek selama 6 bulan berturut-turut.
1978 : Juara Pinilih I Binojakrama se-Jawa Barat.
1982 : Juara Pinilih I Binojakrama se-Jawa Barat.
1984 – 2001: Mendirikan Yayasan Pedalangan Giri Harja.
1985 : Juara Umum Binojakrama se-Jawa Barat.
1989 : Mengadakan muhibah ke Amerika dalam rangka pementasan wayang golek.
1992 : Mengikuti Festival Wayang (Teater Boneka) di Perancis.
1993 : Menjadi Dosen Kehormatan di Institut International de La Marionnette di Charleville Perancis.
1994 : Keliling Eropa dalam rangka pementasan wayang golek.
1994 – 2004 : Mengisi program acara "Asep Show" di Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) setiap bulan Ramadhan.
2001 : Muhibah ka Inggris dalam rangka pementasan wayang golek di 12 kota bersama Asian Music Circuit (AMC).
2005 : Mengisi program acara Pementasan Wayang Golek setiap malam Minggu di Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) sebanyak 36 episode.
Asep Sunandar Sunarya juga pernah mendapatkan penghargaan dari Presiden Soeharto, yaitu Tanda Kehormatan Satyalencana Kebudayaan.
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS