Mahana Live Interact akan menggelar Konser Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) Plus Bandung pada 23 Januari 2016 di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jln. Tamansari Bandung. Menurut konseptor LCLR, Sys N.S. yang hadir pada jumpa pers Konser LCLR Bandung di Aston Primera Pasteur, Sabtu (28/11/2015), LCLR merupakan konser yang mengusung isu yaitu revolusi musik Indonesia.
LCLR Banyak Melahirkan Musisi Besar
Ia menambahkan, LCLR digelar stasiun Radio Prambors tahun 1977 ketika Indonesia dibanjiri lagu-lagu cengeng. Saat itu LCLR lahir sebagai regenerasi dengan pencipta baru dan penyanyi baru yang dianggap sebagai revolusi. Generasi yang menginjak remaja pada tahun '70-an tentu masih ingat dengan LCLR. Inilah ajang pencarian bakat yang sangat populer di Indonesia pada masa itu dan telah melahirkan musisi besar di Tanah Air, seperti Keenan Nasution, Berlian Hutauruk, Chrisye, Tika Bisono, dan James F. Sundah.
Ia menambahkan, LCLR digelar stasiun Radio Prambors tahun 1977 ketika Indonesia dibanjiri lagu-lagu cengeng. Saat itu LCLR lahir sebagai regenerasi dengan pencipta baru dan penyanyi baru yang dianggap sebagai revolusi. Generasi yang menginjak remaja pada tahun '70-an tentu masih ingat dengan LCLR. Inilah ajang pencarian bakat yang sangat populer di Indonesia pada masa itu dan telah melahirkan musisi besar di Tanah Air, seperti Keenan Nasution, Berlian Hutauruk, Chrisye, Tika Bisono, dan James F. Sundah.
Sebelum digelar di Bandung, konser LCLR Plus diselenggarakan di Jakarta, 1 dan 2 Oktober 2015. Sambutannya sangat luar biasa, bahkan tiket konser sudah habis tiga bulan sebelum digelar. Salah satu musisi jebolan LCLR yang hadir pada saat jumpa pers, Tika Bisono mengatakan, Konser LCLR Plus tidak hanya menghadirkan lagu-lagu LCLR, tetapi juga lagu-lagu '70-an lainnya. Karena itu, imbuh pelantun "Ketika Senyummu Hadir" tersebut, konser ini bisa disebut sebagai konser yang mewakili era tahun '70-an.
Mengenang Musik Era '70-'80-an
Musisi lainnya Yockie Suryo Prayogo menyatakan, konser ini merupakan tempat untuk menghadirkan karya-karya musisi tahun '70-an yang abadi. Sebuah bentuk apresiasi kepada orang-orang yang telah berbuat banyak kepada perkembangan musik Tanah Air.
Musisi lainnya Yockie Suryo Prayogo menyatakan, konser ini merupakan tempat untuk menghadirkan karya-karya musisi tahun '70-an yang abadi. Sebuah bentuk apresiasi kepada orang-orang yang telah berbuat banyak kepada perkembangan musik Tanah Air.
Menurutnya, konser ini untuk mengingatkan mengenai karakter musik Indonesia yang dirintis oleh para musisi tahun '70-an. Karakter tersebutlah yang perlu dijaga untuk membentuk identitas bangsa di tengah era globalisasi.
Banyak musisi legendaris yang akan hadir dalam konser ini. Meski demikian, para penyanyi generasi muda pun akan tampil menyemarakkan konser untuk menghibur warga Kota Kembang. Karena itu, bagi Anda yang ingin "kembali" ke masa tahun '70-an dan awal tahun '80-an, jangan sampai ketinggalan menghadiri konser yang akan digelar di Sasana Budaya Ganesha, Januari 2016 nanti.
Siapa tahu, lagu-lagu favorit Anda seperti "Lilin-lilin Kecil", "Khayal", "Apatis", dan "Dalam Kelembutan Pagi" diperdengarkan oleh para musisi yang juga idola Anda di tahun '70-an. Akan lebih menyenangkan lagi bila Anda juga mengajak teman-teman Anda yang sebaya, sehingga menonton konser ini juga bisa menjadi ajang reuni dan saling melepas kangen.
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS