Menikmati Kesejukan Alam di Tahura Dago





Bagi Anda yang ingin menikmati suasana hutan di Bandung utara, Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Juanda bisa menjadi pilihan. Wanawisata ini cocok buat tempat rekreasi anak-anak, remaja, hingga orang tua. Pembenahan demi pembenahan pun terus dilakukan oleh pengelola. Salah satunya dengan pembenahan cafe-cafe yang ada di dalam area Tahura.

Di sini pun sekarang semakin ramai dengan aktivitas pengunjung yang menjelajahi area Tahura, melakuksan sesi prewedding, berkunjung ke goa Belanda dan goa Jepang, kegiatan gathering, hingga menjajal tempat tidur/ayunan gantung (hammock) yang ada di dekat area pintu gerbang.

Seperti saat tim wisatabdg.com mengunjungi tempat ini pada Jumat ((21/10/2016), terlihat para pengunjung bergantian naik ke hammock yang bersusun bertingkat yang diikat di antara dua pohon. Para petugas yang merupakan pemuda setempat membantu para pengunjung yang ingin berfoto ria dengan tiduran atau duduk di hammock warna-warni tersebut. Sementara tak jauh dari sana, beberapa pasangan tengah melakukan kegiatan foto prewedding. Sementara di area lain, ratusan anak SMP tengah menggelar acara di area terbuka.

Profil Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda berada di Kampung Pakar, Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, pada ketinggian antara 770 mdpl sampai 1330 mdpl. Di atas tanahnya yang subur terdapat sekitar 2500 jenis tanaman yang terdiri dari 40 familia dan 112 spesies. Pada tahun 1965 luas taman hutan raya baru sekitar 10 ha saja, namun saat ini sudah mencapai 590 ha membentang dari kawasan Pakar sampai Maribaya.

Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda merupakan bagian dari daerah cekungan Bandung, yang memiliki latar belakang sejarah yang erat kaitannya dengan zaman purba hingga sekarang. Secara geologis daerah ini mengalami perubahan yang disebabkan oleh gejolak alam dalam kurun waktu pembentukan alam semesta.

Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda awalnya merupakan bagian areal dari kelompok Hutan Lindung Gunung Palasari berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 575/Kpts/UM/8/1980 diubah fungsinya menjadi Taman Wisata Alam (TWA) Curug Dago. Pada tanggal 14 Januari 1985 ditetapkan sebagai Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda hingga sekarang.

OBJEK WISATA DI TAHURA
1. Monumen Ir. H. Djuanda
Di area ini, pengunjung biasa sengaja mengabadikan kunjungannya ke Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda dengan berfoto di depan monumen beliau.

2. Museum Ir. H. Djuanda
Di ruangan berukuran 8 x 10 meter tersimpan benda-benda kenangan tokoh pejuang yang pada tanggal 28 September 1945 memimpin para pemuda mengambil-alih Jawatan Kereta Api dari Jepang, dan kemudian disusul pengambil-alihan Jawatan Pertambangan, Kotapraja, Keresidenan dan obyek-obyek militer di Gudang Utara, Bandung.

3. Curug Dago
Air terjun Curug Dago memiliki ketinggian terjunan air sekitar 12 m dan berada di ketinggian sekitar 800 m di atas permukaan laut.   Curug ini terbentuk dari aliran sungai Cikapundung yang mengalir dari Maribaya memasuki Kota Bandung.

4. Curug Lalay
Curug ini memiliki ketinggian sekitar 30 m saja dan tersembunyi di dalam lembah. Di sisi kiri curug terdapat sebuah cerukan yang menyerupai goa. Disinilah kelelawar-kelelawar itu banyak ditemukan. Untuk menuju ke Curug Lalay tidaklah mudah karena curug ini tidak seterkenal curug yang lain dan jarang dikunjungi. Selain

5. Curug Omas
Curug ini memiliki ketinggian terjunan air sekitar 30 meter dengan kedalaman 10 m yang berada di aliran Sungai Cikawari. Di atas air terjun ini terdapat jembatan yang dapat digunakan untuk melintas dan melihat air terjun dari posisi atas. 

6. Goa Belanda
Goa Belanda yang dibangun pada tahun 1918 memiliki umur yang sedikit lebih tua dibandingkan “adik”-nya Goa Jepang yang baru dibangun pada tahun 1942. Di Goa Belanda terdapat sekitar 15 lorong dan beberapa ruangan seperti Ruang Kamar untuk tempat istirahat / tidur para Tentara Belanda, Ruang Interogasi untuk para tahanan, Penjara atau Ruang Tahanan.

7. Goa Jepang
Konon pembangunan Goa ini dilakukan oleh para tenaga kerja secara paksa yang pada saat itu disebut “Romusha” atau “nala karta” Goa tambahan ini yang terdapat di daerah perbukitan Pakar tepatnya berada dalam wilayah Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda mempunyai 4 pintu dan 2 saluran udara.

8. Prasasti Batu Raja Thailand
Alkisah, ada dua Raja Thailand berkunjung ke Bandung yang menurut catatan sejarah terjadi tahun 1818. Kedua orang raja ini begitu terpesona dengan keindahan curug ini sehingga mereka membuat dua prasasti batu tulis untuk mengenang keberadaan mereka di Bandung. Kedua raja itu adalah Raja Rama V (Raja Chulalonkorn) dan Raja Rama VII (Pradjathipok Pharaminthara) dari dinasti Chakri yang pernah berkunjung ke Curug Dago.

9. Tebing Keraton
Untuk mencapai Tebing Keraton, setelah pintu gerbang Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, beloklah ke kanan. Anda akan melewati rumah-rumah besar dan kemudian perkampungan. Setelah itu Anda akan sampai di sebuah warung dengan baliho besar bertuliskan ‘Warung Bandrek’ alias Warban. Perjalanan belum selesai, lanjutkan perjalanan melewati tanjakan dan jalan berbatu sampai pos teratas, langsung di Tebing Keraton. Di sini, kita bisa memarkir motor dan mobil. Untuk mencapai tebing tersebut, anda hanya perlu berjalan kaki tak sampai 5 menit.

FASILITAS DI TAHURA
1. Guest House
2. Panggung Terbuka
3. Tempat Persinggahan
4. Arena Bermain Anak
5. Jogging Track
6. Track sepeda
7. Sarana Outbond
8. Area Paintball
9. Bumi Perkemahan
10. Musala
11. Toilet, dsb.

AKSES KE TAHURA
- Melalui Terminal Dago Bandung berkisar 2 Km dengan kondisi jalan telah dihotmix, dapat ditempuh memakai kendaraan roda dua, roda empat, dan bus.
- Melalui Jalan Cimbuleuit – Punclut berkisar 6 Km  dengan kondisi jalan kampung masih tanah, dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua trail.
- Melalui Lembang – Maribaya berkisar 4 Km dengan kondisi jalan telah dihotmix dapat ditempuh memakai kendaraan roda dua, roda empat dan bis.

Pintu Masuk Tahura
- Pintu Masuk I di Pakar Dago ditempuh dari arah terminal Dago.
- Pintu Masuk II di Pakar Dago ditempuh dari arah terminal Dago.
- Pintu Masuk Ill di Kolam Pakar ditempuh dari arah PLTA Bengkok dan atau dari Tangga Seribu/Curug Dago.
- Pintu Masuk IV di Maribaya ditempuh dari arah Lembang.

Tidak ada angkot yang melewat Tahura. Apabila Anda menggunakan kendaraan umum, dari terminal Dago Atas bisa menggunakan angkot jurusan Dago - Caringin dan turun di Jl. Dago Pakar Barat, dari sini dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunakan ojek. Jarak yang ditempuh sekitar 1,5 Km dengan kondisi jalan cukup menanjak. 

TARIF RETRIBUSI TAHURA

Retribusi Jasa Umum
1. Pengunjung
a. Pengunjung Nusantara Rp12.000  /orang/hari  (Rp.10.000 + Rp.2.000 untuk asuransi)  
b. Pengunjung Mancanegara Rp76.000 /orang/hari
2. Kegiatan Latihan
a. 1 s.d. 2 hari Rp50.000 /hari    
b. 3 s.d. 7 hari Rp100.000 /hari    
c. Lebih dari 7 hari Rp150.000 /hari    

Tarif Kegiatan Mengambil Gambar / Snapshoot
1. Kegiatan Mengambil Gambar / Snapshoot
a. Film Komersial Rp5.000.000 /hari    
b. Video Komersial  Rp2.000.000 /hari    
c. Foto Komersial Rp50.000/hari    

Kegiatan Outbond, Flying Fox, Paint Ball, Berkemah, Tracking & Olahraga
a. Wisatawan Nusantara Rp20.000 /orang/hari
b. Wisatawan Mancanegara Rp100.000 /orang/hari    

Tarif Retribusi Kendaraan
1. Sepeda: Rp2.500 /buah/hari    
2. Kendaraan Bermotor
a. Roda 2: Rp5.000  /buah/hari
b. Roda 4: Rp10.000 /buah/hari
c. Roda 6 atau lebih (Bis/Truk) Rp20.000 /buah/hari

Retribusi Fasilitas
1. Panggung terbuka: Rp300.000 /unit/hari    
2. Sarana olahraga: Rp50.000 /unit/hari    
3. Plaza: Rp300.000 /unit/hari
4. Peralatan camping Rp 20.000 /unit/hari
5. Pondok tamu Rp 250.000 /pondok/hari

*Tarif bisa berubah sewaktu-waktu. Tarif ini yang berlaku pada Oktober 2016.

KONTAK TAHURA
Balai Pengelolaan Tahura Ir. H. Djuanda
Jl. Ir. H. Djuanda No. 99, Bandung
Telp : (022) 2515895

- Foto-foto di Tahura LIHAT DI SINI
- Foto-foto di Tebing Keraton LIHAT DI SINI

-----------

Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS