Iket dan pangsi kembali jadi tren mode di Jawa Barat. Di Bandung sendiri, adanya program "Rebo Nyunda" yang dikeluarkan oleh Wali Kota Ridwan Kamil turut menjadikan aksesori Sunda kembali naik ke permukaan. Anak-anak sekolah, komunitas-komunitas Sunda, dan masyarakat umum sekarang biasa memakai pangsi dan iket.
Tren positif ini sekaligus memacu bertambahnya jumlah penjual iket Sunda. Para penjual iket, pangsi, dan kaos Sunda kini banyak bertebaran di beberapa titik dari yang ngalapak di pinggir jalan, tempat keramaian, mall, hingga munculnya distro-distro yang menyajikan aneka aksesoris Sunda. Hal ini pun turut mendorong produksi aksesoris Sunda, salah satunya yang terkenal ada di kawasan Pameungpeuk, Banjaran, Kab. Bandung.
Iketuing Dimastaka
Salah satu aksesoris mode tersebut adalah iket atau totopong. Iket merupakan salah satu penutup kepala khas sunda yang terbuat dari kain yang memiliki nilai estetis, budaya dan adat istiadat. Iket berasal dari istilah 'ikat', ikatan dan mengikat yang dapat diartikan bahwa, iket itu mengikat kepala pemakainya. Iket pada zaman dahulu menandakan kelas di masyarakat. Namun seiring berjalannya waktu kini iket telah menjadi penanda masyarakat Ssunda dan pelengkap pakaian laki-laki Sunda.
Iket berdasarkan zaman yaitu buhun (dahulu) dan kiwari (sekarang). Model iket buhun (dahulu) diantaranya barangbang semplak, julang ngapak, parekos jengkol, buaya ngangsar, kuda ngencar, parekos nangka, porteng, maung heuay, kekeongan dan talingkup. Ada pun model iket kiwari yaitu candra sumirat, maung leumpang, hanjuang, dan lainnya.
Salah satu perajin iket di Jawa Barat yaitu Iketuing Dimastaka, yang ada di daerah Desa Langonsari, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung. Sebelum dikenal sentra produksi iket, dulunya daerah ini memproduksi bendo dan peci. Di kawasan ini ada lima perajin yang telah memproduksi iket sejak awal tahun 2013 sampai sekarang.
"Berawal dari rasa suka pada iket dan ikut bekerja pada kakak dalam memproduksi iket, kini saya mencoba memproduksi iket sendiri. Terkait harga, kualitas bahan dan motif menjadi tolok ukur harga iket," ungkap Fahri, pendiri dan pemilik Iketuing Dimastaka kepada wisatabdg.com.
Iketuing Dimastaka menerima pemesanan dari Jawa Barat hingga luar Jawa, baik ecer maupun grosir. Selain iket, juga Iketuing Dimastaka menjual pangsi dan kaos lukis Sunda.
Instagram: @iketuingdimastaka
Facebook: Iketuing Dimastaka
No. kontak/WhatsApp: 0878-7903-3254
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS