Sejak Maret 2018 Dinas perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Kabupaten Bandung menggagas wisata literasi sebagai sarana rekreasi informasi. Kepala Dispusip Tri Heru Setiati, SH,SP1 mengatakan, wisata literasi tersebut bertujuan untuk membangun pemikiran, bahwa perpustakaan bukan hanya tempat belajar sepanjang masa. Kali ini, pihaknya membuat inovasi untuk meningkatkan minat baca masyarakat terutama para pelajar, yakni dengan menjadikan perpustakaan tempat berekreasi.
Lihat juga:
Lokasi-Lokasi Wisata Literasi di Bandung
Wisata literasi kata Tri, baru melayani sekolah-sekolah yang tidak terlayani perpustakaan keliling. Artinya mereka boleh berkunjung ke perpustakaan, namun jika jumlah siswanya banyak, pihak sekolah bisa menyampaikan permohonan melalui surat untuk dilakukan penjemputan.
“Sejak Maret 2018, wisata literasi baru dilaksanakan 2 kali sebulan yakni setiap hari kamis minggu kedua dan keempat. Kita layani untuk Kecamatan Soreang, Kutawaringin, Katapang, dan Margahayu, karena tidak terlayani perpus keliling. Hari kamis itu kalau siswanya banyak bisa dijemput ke sekolah, tapi harus disampaikan dulu permohonannya untuk dijadwalkan. Kalau hari sabtu dan minggu buka jam 09.00 WIB sampai jam 13.00 WIB untuk umum,” imbuhnya.
Kerja sama dengan TBM
Selain itu, kerja sama juga dilakukan dengan dengan Taman Baca Masyarakat (TBM) dan para pustakawan. Dalam melayani siswa yang mengikuti wisata literasi, Tri Heru meyakinkan bahwa informasi yang diberikan akan disampaikan secara unik oleh pustakawan, salah satunya melalui dongeng dan beberapa alat peraga.
“Perpustakaan ini bisa menjadi tempat untuk rekreasi, karena mencari ilmu dan pengetahuan itu tidak melulu dari membaca. Kita coba berikan variasi sehingga anak-anak tertarik datang ke perpus dan ada rasa ‘mau tahu’ untuk mencari ilmu. Di perpustakaan juga ada Program Dispusip seperti kursus Bahasa Inggris, bercerita (mendongeng), menggambar, angklung, suling, catur dan lainnya, sesuai jadwal,” kata dia.
Ada sekitar 25 ribu koleksi judul buku, dan tersedia sebanyak 50 ribu eksemplar di perpustakaan ucap Tri. Selain itu lanjutnya, 4 unit mobil perpustakaan keliling, siap mendistribusikan pengetahuan ke tengah masyarakat. Di Kabupaten Bandung juga ada 33 TBM yang aktif melakukan tugas pelayanan perpustakaan kepada masyarakat di wilayah.
“Untuk meningkatkan minat baca masyarakat, kita juga sudah punya 8 titik akses point bookless di wilayah Pemkab Bandung, yakni perpustakaan, Science center, kawasan masjid Al-Fathu, Gedong Budaya Sabilulungan (GBS), Rumah Dinas Bupati, Gd.Moch. Toha, Taman Perpustakaan dan Kecamatan Soreang,” ujar Tri heru Setiati sambil mempraktikan aplikasi bookless.
Perpustakaan sebagai tempat rekreasi
Dia mengimbau agar pemikiran tentang perpustakaan sebagai tempat koleksi buku, bisa diubah sebagai tempat berekreasi yang menarik dan bisa menjadi pusat aktivitas bermanfaat. “ Ayo main ke perpus, ada science, literasi, mendongeng, menggambar juga bermain. Perpustakaan itu seru lho ! tempat bermain sambil belajar ya di sini. Apalagi ada Ibu Ida Susanti, Ayah Salwa’ dan Teh Elies (pendongeng dan aktifis literasi), membuat suasana belajar semakin asik,” ajak Kadispusip itu.
Atas inovasi tersebut, Tri Heru berharap ruang perpustakaan bisa lebih representatif dan memadai untuk berbagai aktivitas belajar masyarakat, melalui media literasi. “Kita harapkan ruang perpustakaan bisa lebih memadai, apalagi setelah ada Tol Soroja, pasti akan selalu dilirik gimana sih Perpustakaan Kab. Bandung itu ?, ada apa aja disitu? Dan mungkin sejumlah rasa penasaran lainnya dari masyarakat, baik dari dan luar Kabupaten Bandung,” harapnya.
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS