Dalam mewujudkan Kabupaten Bandung 1000 Kampung sebagai rangkaian kegiatan Hari Jadi ke-377 Kabupaten Bandung, kini telah diresmikan Kampung Cibuluh. Kampung tersebut berada di Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan. Peresmian Kampung Cibuluh dilakukan langsung Bupati Bandung Dadang M. Nase pada Rabu, 25 April 2018. Kampung Cibuluh diresmikan sebagai Kampung Agro Wisata dalam program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) .
Seperti halnya Kampung Wangun Desa Pasirmulya Kecamatan Banjaran, Kampung Cilodong Desa Karangtunggal Kecamatan Paseh, Kampung Cileutik Desa Pananjung Kecamatan Cangkuang dan puluhan kampung lainnya yang digagas Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kabupaten Bandung, Kampung Cibuluh ini juga ditata dari segi infrastruktur jalan, listrik, penataan lingkungan permukimannya termasuk perbaikan-perbaikan rumah tidak layak huni.
Pengalaman wisata bermalam di perkampungan Bandung Selatan
Dengan dibentuknya Kampung Agro Wisata akan mengundang para wisatawan untuk turut merasakan pengalaman bermalam di tengah masyarakat dan melihat secara langsung bagaimana keseharian warga di desa.
“Para wisatawan juga bisa melakukan hal yang sama, tarif homestay-nya memang tidak ditentukan, tapi yang jelas mereka bisa datang kesini, bermalam, ngaliwet, bercengkerama dengan penduduk setempat. Selain itu juga akan memberikan pengalaman kepada anak-anak yang terbiasa hidup di kota tentang edukasi hidup di tengah-tengah masyarakat desa,” imbuh Bupati Bandung.
Dalam kesempatan homestay tersebut, Dadang Naser juga menyempatkan meletakkan batu pertama tanda dimulainya pembangunan Barak Homestay sebagai fasilitas tambahan. Gerakan egaliter homestay dari Pemkab Bandung tersebut, sambungnya, akan terus dilakukan di tempat-tempat lain yang perlu penataan.
“Kampung ini jadi Kampung Agro Wisata, penataan hasil-hasil pertanian dan peternakan. Nanti ada penataan peternakan kelinci, burung, maupun peternakan sapi yang meskipun sudah eksisting namun belum tertata karena kandangnya masih bersebalahan dengan rumah tinggal. Masyarakat memang sudah terbiasa namun ini kurang sehat, makanya ini harus diperbaiki, fungsinya homestay ya temuan-temuan seperti ini. Kandang sapinya harus komunal, dan kotorannya harus diolah, menjadi pupuk organik dan bernilai ekonomis, tapi saat ini masyarakat membuang begitu saja, padahal selain berpotensi menghasilkan uang dari olahan kotoran menjadi pupuk juga menjadi sumber energi yaitu biogas,” pungkas Dadang Naser.
Kepala Disperkimtan Kabupaten Bandung Erwin Rinaldi mengatakan Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) atau Neighborhood Development pada dasarnya merupakan intervensi lanjutan untuk membangun transformasi masyarakat mandiri menuju madani. Program ini bertujuan agar seluruh masyarakat dapat hidup secara harmonis dalam lingkungan yang sehat tertib lestari dan berciri khas.
Terkoneksi dengan wisata Situ Cileunca
“Perbaikan infrastruktur jalan lingkungan, lingkungan pemukimannya termasuk perbaikan-perbaikan rumah, dimaksudkan untuk meningkatkan potensi wisata yang ada di kawasan Kampung Cibuluh yang sekarang terkoneksi dengan Situ Cileunca ini,” kata Dia.
Ke depan destinasi wisata lain selain Situ Cileunca, yang sebelumnya sudah terbangun, bisa melengkapi dan memperkuat destinasi wisata di Kabupaten Bandung. “Masyarakat juga dilibatkan dalam pengembangan dan operasionalnya. Kita kembangkan beberapa homestay yang bisa difungsikan untuk peningkatan perekonomian dan pariwisata ke depan. PLBK ini sudah kita kembangkan 20 lokasi yang tersebar di beberapa kecamatan. Kita harapkan setelah penataan lingkungan pemukimannya, sektor-sektor lain juga bisa masuk baik dari sektor pariwisata, pertanian maupun perekonomiannya,” tambah Erwin.
Tahun 2018 Disperkimtan menargetkan 11 Kampung yang akan ditata berdasarkan skala prioritas. “Kita sudah survey daerah Sukaresmi Rancabali dengan potensi destinasi wisata dengan alamnya yang indah dan kualitas air yang baik. Kita akan kembangkan potensi tersebut, selain itu Kampung Kopi di Pangalengan juga tengah kita kembangkan. Kita tata apa yang dibutuhkan supaya lebih menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Mungkin awalnya informasi didapatkan wisatawan dari mulut ke mulut atau dari internet, ke depan kita harapkan dengan orang lewat saja sudah terlihat adanya destinasi wisata karena penataan tersebut,” pungkas Erwin.
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS