Sebagai langkah awal penerapan Sistem Look, Book, Pay, and Enjoy (LBPE), yang dinilai lebih aman ketika mendatangi objek wisata di Kabupaten Bandung, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) melaksanakan sosialisasi aplikasi Bandung Enjoy, Destination, and Nature (EDAN) di Ballroom Hotel Grand Sunshine Soreang, Kamis (2/7/2020).
Sektor pariwisata Kab. Bandung harus segera bangkit
Kepala Disparbud Yosep Nugraha, SH., M.IP mengatakan, setelah dibuka kembali jelang masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau normal baru, sektor pariwisata harus bangkit dan berlari mengejar ketertinggalan dari keterpurukan. “Sehingga, tidak bisa kalau hanya dengan upaya yang biasa-biasa saja, harus extraordinary,” ungkapnya.
Nama EDAN kata dia, memiliki filosofi urang Sunda yang berarti “luar biasa”. Kemudian pembangunan kepariwisataan di masa pandemi covid-19 lanjutnya, harus dilakukan dengan sangat kreatif, namun tetap disipilin dalam penerapan protokol kesehatan.
“Pemikiran ekonomi yang anti mainstream kadang bisa berhasil, untuk memicu hal yang biasanya dianggap negatif, seperti kata “edan” menjadi hal berkonotasi positif, contohnya “permainan bolana si eta edan pisan (permainan bolanya bagus sekali),” ujar Yosep didampingi Kepala Bidang Promosi Pariwisata Vena Andriawan.
Wisata berbasis alam dan kebudayaan lokal
Lebih lanjut Yosep memaparkan, visi pembangunan pariwisata Kabupaten Bandung sebagai destinasi unggulan berbasis alam dan kebudayaan lokal, harus menumbuhkan rasa bahagia dengan memori yang menyenangkan.
“Mereka yang berwisata di Kabupaten Bandung harus ‘enjoyfull’, menikmati destinasi, makanan, tempat menginap, panorama alam yang indah, serta pelayanan yang memuaskan, sehingga mereka akan kembali lagi untuk berwisata,” imbuhnya.
Karena kebangkitan ekonomi dari sektor pariwisata ini ‘multiplier effect’, jelas Yosep, aplikasi Bandung EDAN tersebut bisa memicu sektor lain tetap bergerak dinamis. Dia menjelaskan, ketika orang datang berkunjung maka otomatis dia akan bermalam, kemudian melakukan perjalanan, mencoba kuliner khas yang nikmat, lalu wisatawan akan berswa foto.
“Kemudian mereka butuh kenangan berupa buah tangan dalam berbagai bentuk, bisa hasil kerajinan, makanan, atau hasil buatan lokal lainnya. Hal ini tentu saja akan berdampak positif pada industri pangan, perhotelan, industri jasa transportasi, dan sektor usaha lainnya, sehingga perekonomian masyarakat juga terdongkrak,” jelasnya.
Memberi berbagai kemudahan bagi para pelaku usaha pariwisata juga wisatawan
Dirinya berharap, dengan aplikasi Bandung EDAN tersebut, kebangkitan kepariwisataan Kabupaten Bandung segera menggeliat. Nantinya, aplikasi dengan sistem LPBE tersebut akan memberi berbagai kemudahan bagi para pelaku usaha pariwisata juga wisatawan.
“Outputnya nanti, para pelaku usaha bisa mempromosikan destinasinya secara lebih luas. Sedangkan bagi wisatawan, akan lebih mudah mendapatkan informasi destinasi wisata, mulai dari jenis destinasi, pilihan hotel, resto, dan lainnya, serta pembayaran yang dilakukan dilakukan nontunai. Jadi saat wisatawan datang, ya tinggal menikmati saja,” tutur Yosep.
Dari sosialisasi dan koordinasi hari ini kata dia, pada tanggal 8 Juli nanti, pihaknya berencana menggelar pemantapan koordinasi dengan para pelaku usaha pariwisata. “Kita akan upayakan aplikasi ini segera beroperasi secepatnya, supaya geliat sektor wisata dapat kembali hidup dan produktif,” pungkasnya.
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS