Mengenal Makna dan Contoh Kalimat Kata Ulang Dwipurwa dalam Bahasa Sunda




Dwipurwa adalah pengulangan suku pertama pada leksem dengan pelemahan vokal. Contohnya dalam bahasa Indonesia: tetangga, lelaki, sesama. Dwipurwa merupakan bagian dari kata ulang sebagian dengan makna pengulangan (sebagian) suku awal bentuk dasar (ulang awal suku kata). Unsur ulang suku bentuk dasar berakhir dengan vokal /e/.


Dalam bahasa Sunda, variasi dan jumlah kata ulang (kecap rajékan) dwipurwa yang lebih banyak, sampai-sampai dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Dwipurwa dengan makna ‘barang atau orang yang dianggap’
Contohnya adalah kokolot ’yang dituakan’, sesepuh ’yang dituakan’, pupuhu ‘yang dihormati’, dan papayung ‘yang dijadikan payung’.

Contoh dalam kalimat:
Pa Udin téh kokolot di Cigondewah
'Pak Udin itu orang yang dituakan di Cigondewah’.

2. Dwipurwa dengan makna ‘yang mempunyai sifat’
Contohnya adalah papait ‘musibah’, mamanis ‘kebahagiaan’, dan kokotor ‘yang mengotori’.

Contoh dalam kalimat:
Bi Uti keur meunang papait.
‘Bi Uti sedang mendapat musibah.’

3. Dwipurwa dengan makna ‘yang mempunyai sifat’
Contohnya adalah sosoca, mamata, babatok, bubuntut, dan jajantung.

Contoh dalam kalimat:
Bu Euis téh bade ngagaleuh sosoca.
‘Bu Euis akan membeli cinderamata’

4. Dwipurwa dengan makna ‘yang dipakai’
Contohnya adalah pipinding, cocolok, cacantél, susuguh, dan papaés.

Contoh dalam kalimat:
Kamar téh kudu make pipinding deui
‘Kamar harus pakai penghalang lagi’

5. Dwipurwa dengan makna ‘dilakukan berkali-kali’
Contohnya adalah gogodeg ‘menggeleng-geleng’, tatajong ‘terantukantuk’, babagi ‘membagi-bagikan’,
teuteunggeul ‘memukul-mukul’.

Contoh dalam kalimat:
Tungtungna mah Pa Hamid ogé ukur bisa gogodeg.
Akhirnya, Pak Hamid hanya bisa menggeleng-geleng’.

6. Dwipurwa dengan makna ‘memberi atau menyampaikan
Contohnya adalah bébéja ‘memberi tahu’ (bahasa akrab), wawartos ‘memberi tahu’ (bahasa halus), paparéntah ‘memerintah’, cacarita ‘bercerita’.

Contoh dalam kalimat:
Balikna mah Néng Rina téh teu bébéja heula.
‘Pulangnya Rina tidak memberi tahu duluan’

7. Dwipurwa dengan makna 'kata kerja aktif'
Contohnya kukumpul 'mengumpulkan' tatanya 'bertanya', babanda 'mencari harta'

Contoh dalam kalimat:
Eta jelema teu bosen? Hayoh waé tatanya ti tadi!
'Itu orang gak bosan? Terus saja bertanya dari tadi!'

8. Dwipurwa dengan makna 'terus mengeluakan suara'
Contohnya kokotak 'ayam terus berkotek, babaung 'serigala/anjing terus mengaum'

Contoh dalam kalimat:
Hayam mun rék ngendog sok terus wé kokotak.
'Ayam kalau mau bertelur terus saja berkotek.'

9. Dwipurwa dengan makna 'melakukan supaya dapat....'
Contohnya tatamba 'berobat supaya sehat', buburuh 'bekerja jadi buruh supaya dapat upah

Contoh dalam kalimat:
Usaha tatamba dilakukan sugan wé sehat deui.
'Usaha berobat dilakukan siapa tahu sehat lagi'

10. Dwipurwa dengan makna 'melakukan supaya jadi...'
Contohnya beberesih 'bersih-bersih', bébérés 'beres-beres'

Contoh dalam kalimat:
Téh Imas nuju beberesih kamarna.
'Teh imas lagi bersih-bersih kamarnya. 

11. Dwipurwa dengan makna 'melakukan pekerjaan memakai...'
Contohnya sasapu 'menyapu'

Contoh dalam kalimat:
Ibu nuju sasapu.
'Ibu sedang menyapu' 

12. Dwipurwa dengan makna 'menyuruh melakukan supaya jadi...'
Contohnya bebener 'buat jadi benar', papanas 'buat bikin jadi panas'

Contoh dalam kalimat:
Cik atuh bebener hubungan manéh jeung babaturan téh, ulah paséa waé!
'Coba betulin hubungan kamu dengan teman, jangan berantem mulu!'

13. Dwipurwa dengan makna 'melakukan pekerjaan selaku....'
Contohnya bubujang 'jadi pembantu laki-laki'

Contoh dalam kalimat:
Mang Adung mah geus lila bubujang di imah Haji Apid.
'Mang Adung sudah lami jadi pembantu di rumah Haji Apid.'

14. Dwipurwa dengan makna kata sifat 'dari...'
Contohnya leuleutik 'dari kecil', tatadi 'dari tadi'

Contoh dalam kalimat:
Mang Atin mah ti leuleutik beuki ngagambar
'Mang Atin dari kecil suka menggambar'

15. Dwipurwa dengan makna 'dalam keadaan'
Contohnya tataranjang 'dalam keadaan telanjang'

Contoh dalam kalimat:
Nu gélo mah di sisi jalan tataranjang gé, teu éraeun!
Orang gila di pinggir jalan telanjang juga, tidak malu!

--------------
Artikel belajar bahasa Sunda lainnya LIHAT DI SINI

-----------

Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS