Tradisi Urang Sunda Jelang Ramadan




Foto : menulisindonesia.com

Suku-suku bangsa di Nusantara, terutama mereka yang menganut agama Islam, momen Ramadan sangat dinanti. Suku Sunda di berbagai wilayah tidak tertinggal saat menjelang kehadiran bulan suci Ramadan. Mereka memiliki tradisi munggah/munggahan atau mapag (penyambutan) Ramadan dengan tradisi lokal yang turun-temurun. 

Dalam kamuslengkap.com, kaya unggah dapat membentuk kata kata munggah/munggahan. Arti bentuk kata ini, yakni mancat, yaitu naik ke tempat yang tinggi. Untuk pengetahuan kamu, berikut nama/istilah yang menyertai tradisi menjelang Ramadan dalam masyarakat Sunda.

Sumber: Andri DS/Ulasan.co

1. Nadran

Tradisi nadran atau nyekar (ziarah kubur) hampir dilakukan juga oleh suku-suku bangsa lain yang beragama Islam di Nusantara. Biasanya anggota keluarga yang nadran akan membersihkan makam leluhur, orang tua, atau kerabat. Kegiatan selanjutnya, semua penadran akan mendoakan mereka yang telah tiada. Pada beberapa daerah di Jawa Barat, tradisi nadran ini diawali dengan kegiatan nisyfu syaban (pertengahan bulan Syaban), yang tahun ini 1444 H/2023 M jatuh antara tanggal 7 dan 8 Maret 2023. Nisyfu syaban termasuk momen satu harai atau malam spesial sebab waktu ini sangat mustajam memohon doa ampunan dari segala dosa. Dalam tradisi Sunda, malam nisyfu syaban diisi dengan kegiatan ngaos atau baca Al-Qur’an semalam suntuk, esok harinya setiap keluarga akan nadran atau ziarah kubur. Sepulang nadran, mereka akan bersilaturahmi ke rumah kerabat, tetangga, guru ngaji, atau sesepuh kampung untuk meminta maaf dan saling memaafkan serta saling mendoakan agar Ramadan yang akan dilalui diberi kelancaran dan kekuatan.

Sumber: nathaliadp.com

2. Ngareuwahkeun

Urang Sunda di beberapa daerah ada yang masih menjaga tradisi jelang Ramadan dengan kegiatan ngareuwahkeun yang dalam www.kamusdaerah.com dimaknai bulan Syaban atau dimaknai juga sebagai kegiatan mendoakan keluarga yang telah tiada.  Anggota yang memiliki kelebihan rezeki memberikan makanan kepada kerabat atau tetangga yang kekurangan. Bahkan, ada juga kegiatan ngareuwahkeun dengan ngabedahkeun balong (panen ikan dengan cara mengalirkan air kolam sampai surut), lalu keluarga pemilik kolam akan mengajak kerabat lain atau tetangga untuk mengambil ikan dan memasaknya untuk disantap ramai-ramai.

Kegiatan santap bersama tersebut pada beberapa daerah disebut botram, bancakan, papajar, ngaliwѐt, dan kentel-kentel (beli kambing dengan cara udunan/mengumpulkan uang dengan cara patungan) untuk membeli kambing, lalu dimasak untuk makan bersama.  

3. Kuramas

Dahulu saat masih kanak-kanak, sehari sebelum Ramadan, orang tua akan mengajak  semua anak untuk beberesih atau  kuramas. Kegiatan ini biasanya diselenggarakan di sungai yang airnya  masih bersih. Setelah kuramas, biasanya botram atau santap bekal atau timbel dengan lauknya. Kegiatan di beberapa daerah disebut mayor yang artinya sama dengan botram. 

Apa nama tradisi atau kebiasaan menjelang bulan puasa di daerahmu? Apa pun tradisinya, hal yang harus dikuatkan adalah niat untuk menjalankan ibadah puasa. Selamat menyambut bulan Ramadan, ya. 



-----------

Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS