Kota Bandung merupakan bagian dari wilayah dari Jawa Barat yang kental dengan penggunaan bahasa Sunda. Para pedagang di Kota Bandung rata-rata masih fasih menggunakan bahasa Sunda, walaupun tidak sedikit para pendatang yang jadi pedagang di kota ini. Namun, tidak ada salahnya jika Anda bisa menguasai beberapa kosakata dalam bahasa Sunda yang dapat membantu Anda dalam berdialog dengan para pedagang tersebut.
Apalagi jika Anda sering mengunjungi kota Bandung untuk sekadar belanja, wisata, atau mencari cicipan kuliner Bandung. Mengenal kosakata bahasa Sunda tidak bisa dianggap remeh. Ciri khas berbahasa Sunda saat berdialog akan menambah keakraban. Kesamaan bahasa yang dipakai tentunya akan membantu Anda untuk bisa lebih dekat dengan sang pedagang. Maklum saja, bahasa Sunda adalah salah satu bahasa yang mempunyai rasa bahasa tersendiri bagi pemakainya.
Untuk bisa belajar bahasa Sunda dalam dialog, tentunya Anda jangan terlihat sangat kaku. Dicampur sedikit-sedikit dengan bahasa Indonesia juga tak mengapa. Asalkan Anda bisa menunjukkan keakraban tadi. Nah, sebagai bahan pembicaraan jika Anda akan mempraktikkan bahasa Sunda, barangkali contoh percakapan praktis berikut dapat menolong Anda saat belanja di Bandung.
+ Ngical naon waé, Pa?
(Jual apa saja, Pak?)
- Aya acuk, calana... sagala aya, Néng.
(Ada baju, celana... segala ada, Neng)
+ Mang/Pak/Bu/Kang/Téh, punten. Upami pangaos ieu …. (sebutkan barang yang dimaksud) sabarahaan?
(Mang/Pak/Bu/Kang/Teh, maaf, kalau harga barang …. ini berapa?)
- Pangaosna mah sapuluh rébu Néng.
(Harganya sepuluh ribu, Neng)
+ Tiasa ditawis nya? 5.000 wé nya? Kan mésérna seueur.
(Bisa ditawar kan? 5.000 aja ya? Kan belinya banyak.)
- Sok, mangga. Ditawis sabaraha?
(Silakan. Ditawar berapa?)
.....
- Ari Mang/Bapa/Akang/Tétéh tos lami icalan di dieu?
(Mang/Bapak/Akang/Tétéh sudah lama jualan di sini?)
- Janten sadayana sabaraheun?
(Jadi semuanya berapa?)
- Ari Bapa tos lami di Bandung atanapi urang dieu asli?
(Bapa sudah lama tinggal di Bandung atau orang sini asli?)
Contoh percakapan lainnya:
- Punten badé tumaros, dupi ka terminal/stasion ti dieu ka palih mana, nya?
(Maaf numpang nanya, kalau ke terminal/stasiun dari sini ke arah mana, ya?)
- Punten, dupi ka terminal/stasion nganggé angkot jurusan mana, nya?
(Maaf, kalau ke terminal/stasiun dari sini pakai angkutan kota ka arah mana, ya?)
- Hatur nuhun, Mang/Pak/Bu/Kang/Téh. Punten tos ngarérépot
(Terima kasih Mang/Pak/Bu/Kang/Téh. Maaf sudah merepotkan)
- Punten, dupi ka jamban ka palih mana, nya?
(Maaf, kalau ke WC/belakang ke sebelah mana, ya?
- Nepangkeun, nami abdi Gatot Suratot
(Perkenalkan, nama saya Gatot Suratot).
Kalau ragam bahasa biasa: Kenalkeun, abdi Gatot Suratot.
- Abdi mah urang Jakarta, namung lami ngumbara di Uganda. Ari asli mah turunan Spanyol.
(Saya orang Jakarta, tapi lama mengembara di Uganda. Tapi aslinya keturunan Spanyol.)
- Lami teu?
(Lama gak?)
- Sakedap deui
(Sebentar lagi)
- Kang, tiasa nganteurkeun abdi ka Jln. Dago?
(Kang, bisa mengantarkan saya ke Jalan Dago?)
- Hatur nuhun.
(Terima kasih)
Untuk Anda yang ingin memperlancar belajar bahasa Sunda, bisa ditunjang dengan membaca media dengan bahasa pengantar bahasa Sunda. Salah satunya, Anda bisa membaca Majalah Banyolan Sunda. Dalam majalah ini, bisa belajar mengenal kosakata bahasa Sunda, artikel bahasa Sunda, cerita humor-humos Sunda serta istilah-istilah yang dipergunakan dalam belajar bahasa Sunda. Anda, bisa membelinya langsung di Warung Rancabanyol, Pasar Modern Batununggal Blok D18-3, Perumahan Batununggal Indah Bandung. Atau Anda bisa memesannya secara online dengan menghubungi tlp./SMS/WhatsApp: 0896 7110 2034 atau BlackBerry Messenger melalui kontak PIN 76B0DB73. Harga Majalah Banyolan Sunda Rp. 20.000,- (belum termasuk ongkos kirim).
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS